Pepohonan Musim Gugur

Pepohonan Musim Gugur



Aku mendengarkan sebuah bisikan hati yang teramat halus menelusup ketika melihat gambar ini muncul dalam jajaran foto-foto internet.

Andai kautahu betapa tiba-tiba air mata ini hendak mengalir dari tempat semestinya ia tertanam dan tenang. Manik mataku merasakan akan hadirnya setetes titisan itu. Sebab yang irrasional dari seorang perempuan biasa.

Tahukah kau...
Saat kusaksikan gambar ini aku membayangkan betapa sepi dan sendirinya jalan yang kini aku tempuh. Suatu jalan yang sangat sepi dan jarang ada orang yang mengambilnya. Lalu, aku pertanyakan, mengapa aku mengambil jalan ini?

Jawabannya adalah Sang Pemilik Semesta menginginkanku di jalan ini. Dan aku berharap Dia tetap menginginkanku di jalan ini... Selamanya...

Surat Ibrahim berqari’kan Misyari Rasyid yang kusetel dalam untaian murottal yang mulai menggantikan barisan lagu-lagu menambah barisan tapak tilas masa lalu mengalir deras bak sungai yang berada pada hulu. Air itu mengalir deras dan mengikis segala yang ada. Bahkan batu padat pun kelamaan hanya menjadi kerikil kecil tak berharga saat sang air menjelmakan kekuatannya.

Jalan yang begitu sepi...
Siapa yang akan menemaniku di sini?
Kuharap bukan orang-orang manja...
Kuharap bukan orang-orang cengeng...
Kuharap bukan orang-orang lemah...
Karena sungguh, aku pun masih penuh kekurangan...
Dan kubutuh orang-orang yang menguatkanku dengan keberadaannya..

Jalan yang berliku dengan onak duri dan kerikil tajam menelisik telapak kaki. Disertai barisan-barisan reranting tajam melukai kulit lembut. Pandangan kabur mengenai selidik mereka yang tidak paham dengan apa yang kami ambil. Kami menginginkan ridhaMu ya Rabbul Izzati. Dzat Maha Sempurna.

Aku menyadari bahwa jalanan ini teramat sepi dan Engkau hanya mengikat orang-orang yang Engkau anggap pantas. Dan aku ingin menjadi satu diantaranya.

Satu diantara yang berjama’ah dalam Az-Zumar...
Satu diantara yang bersama jama’ah yang Engkau ridhai...
Satu diantara yang dinaungi Engkau dengan kepenuhan rahmat agung...
Satu diantara orang yang diizinkan mendapat syafaat dari RasulMu yang mulia...
Satu diantara pecintaMu yang mendapatkan kenikmatan memandang wajahMu...

Sepi... Dan jalanan ini sedemikian sepi... Semua yang kau miliki akan gugur satu per satu dari tanganmu. Laksana musim gugur yang terjadi di wilayah 4 musim.

Musim-musim yang berganti...
Ambillah semua...
Gugurkan semua daun-daunku menjadi lantai-lantai hutan...
Pergunakan reranting rimbunku menjadi kanopi hutan...
Jadikan akarku penopang air mata langit...
Bersandarlah pada batang ringkihku setiap yang keletihan...

“Apakah manusia mengira mereka akan dibiarkan sekadar mengucapkan ‘kami telah beriman’ tanpa diuji lebih dulu? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka sehingga Allah mengetahui mana di antara mereka yang betul-betul beriman dan mana pula yang cuma pendusta belaka.”
-Q.S. Al ‘Ankabuut: 2 – 3-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA