Su'ul Khatimah
Putih, pucat, dan kabur. Gelap. Wanita itu menawan dirinya sendiri. Sejenak dia ingin mengatakan sesuatu pada keluarga yang mengelilinginya. Tapi dia tidak lagi sanggup.
Rasanya seperti dikuliti hidup-hidup sembari dibanting keras-keras. Sisanya hanyalah dingin yang merayap. Aku ingin berbicara! Tapi mulutku terkunci tiada rasa!
Malaikat itu datang dengan wajah masam dan marah. Itu seburuk-buruk rupa yang hadir padaku.
Nanti, kumohon. Biar kurampungkan kalimat tauhid dari mulutku. Biar kurimai kata perpisahan dari lisanku. Biar kufasihkan hapalanku. Biar kulancarkan bacaanku. Biar kuperbanyak shalatku.
Tapi semua sudah terlambat.
-membayangkan buruknya su'ul khatimah. masih mau cinta dunia?-
Rasanya seperti dikuliti hidup-hidup sembari dibanting keras-keras. Sisanya hanyalah dingin yang merayap. Aku ingin berbicara! Tapi mulutku terkunci tiada rasa!
Malaikat itu datang dengan wajah masam dan marah. Itu seburuk-buruk rupa yang hadir padaku.
Nanti, kumohon. Biar kurampungkan kalimat tauhid dari mulutku. Biar kurimai kata perpisahan dari lisanku. Biar kufasihkan hapalanku. Biar kulancarkan bacaanku. Biar kuperbanyak shalatku.
Tapi semua sudah terlambat.
-membayangkan buruknya su'ul khatimah. masih mau cinta dunia?-
Komentar
Posting Komentar