Sekarang Belum Tentu Selamanya
Sekarang Belum Tentu Selamanya S alah satu hal yang terkadang terdengar lucu di telingaku adalah ketika seseorang disibakkan sebuah keraguan, lalu tidak mencari. Tidak mencari seraya menyembunyikannya dalam hati. Akibatnya keraguan yang berkecamuk di hatinya tetap ada. Aku sering bertanya kepada mereka perihal kenapa mereka tahan dengan keraguan itu? Kalau tanya padaku, aku anti banget untuk meragukan sesuatu. Kalau ragu, aku cenderung mencari walaupun cuma dasar-dasarnya saja. Mungkin karena aku tipikal orang yang kalau iya, iya sekalian, kalau tidak, ya tidak sekalian. Jangan ya-tidak. Istilahnya plin-plan. Aku sering mendengar alasan sederhana yang dikemukakan oleh beberapa orang tentang kenapa mereka tidak mau menggaji dan ikut kajian di tempat-tempat yang mereka sukai—walaupun tidak diungkapkan langsung ke orang-orang yang ada di sananya—dengan alasan tidak boleh orang tua, takut, dicibir karena baru belajar, tidak ada teman, dan dijauhi. Begitu pula den