Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2012

SAJAK-SAJAK EMPAT SEUNTAI - Sapardi Djoko Damono

SAJAK-SAJAK EMPAT SEUNTAI /1/ kukirim padamu beberapa patah kata yang sudah langka - jika suatu hari nanti mereka mencapaimu, rahasiakan, sia-sia saja memahamiku /2/ ruangan yang ada dalam sepatah kata ternyata mirip rumah kita: ada gambar, bunyi, dan gerak-gerik di sana - hanya saja kita diharamkan menafsirkannya /3/ bagi yang masih percaya pada kata: diam pusat gejolaknya, padam inti kobarnya - tapi kapan kita pernah memahami laut? memahami api yang tak hendak surut? /4/ apakah yang kita dapatkan di luar kata: taman bunga? ruang angkasa? di taman, begitu banyak yang tak tersampaikan di angkasa, begitu hakiki makna kehampaan /5/ apalagi yang bisa ditahan? beberapa kata bersikeras menerobos batas kenyataan - setelah mencapai seberang, masihkah bermakna, bagimu, segala yang ingin kau sampaikan? /6/ dalam setiap kata yang kau baca selalu ada huruf yang hilang - kelak kau pasti akan kembali menemukannya di sela-sela kenangan penuh ilalang 1989

kita butuh perbedaan

persamaan bukan satu-satunya alasan untuk berdampingan. bodoh. orang yang hanya mencintai persamaan-persamaan berarti mencintai dirinya sendiri. karena tidak ada yang akan benar-benar sama. kau butuh perbedaan untuk mengetahui dirimu tidak sempurna. kau butuh perbedaan untuk mengetahui banyaknya hal menakjubkan pada diri orang lain. dan kau butuh perbedaan untuk belajar melengkapi. Bandar Lampung, 17-11-2012.. Diantara musim yang memuai bias, inilah salah satu status Facebook-ku. Terinspirasi dari orang-orang yang mencari 'pendamping sempurna'. Aku hanya ingin berkata, "Hei! Siapa yang kaucari ini? Manusia bumi, atau makhluk surga? Kelemahan, ketakcocokan adalah pasti adanya. Manusia juga bisa dibalikkan hatinya oleh Allah! Jaga hatimu segera. Sebelum Allah -bisa jadi- menjadikan rencanamu itu, lalu membalikkan hati 'pasangan zinamu' itu."

bisikan senja

jauhkan manik matamu dari melihatku sebab senja kini sudah datang membawa semburat mega : ia lebih ayu dari manik matamu yang diselimuti lapisan onyx pekat senja lebih bernuansa di atas kepasrahan kerai payung : menghijau nyata lepas hujan, tangkup kabut kau tak bisa memalingkanku senja ini telah berbisik padaku Prima Helaubudi dibuat dan dipublikasikan :11 Oktober 2012, pukul 06.10 di atas bentangan pagi yang merindu senja

Nama nama

Dengarkah engkau suaraku? Bergema hingga membuai puing reruntuhan kota yang pandir. Jangankan berplesir, datang pun kita tidak seharusnya ada. Nama-nama yang tersusun rapi di meja takdir. Bagiku yang tak pernah memilih, dan hati yang tak pernah terucap sebuah nama kecuali sekadar Nama. Datanglah saja. Tak perlu aku mengucap patahan kata yang mengetam suar di penghujung barak-barak senja. : ini sudah kala. Jingga dihempas urai sungai yang berwarna zamrud membias di bawah cerahnya kemerahan mega. "kamu cantik," ujarmu membelai tumpukan rambut yang berkilau itu. Tapi, usakan enggan itu menghancurkan harga dirimu yang tak pernah mengenal kekalahan. Sayang, sebuah nama belum hadir di saat nadi-nadi samudra menjadi gejolak bara. Sampai terkadang, api dari rahim ibu, sang api, tak pernah menjadi panas. Lingsirkan semua runtuh. Dan rumpangkan semua badai. Menari bersama larangan. Mengabukan perkamen kecoklatan yang sudah mengusam. Nama, hanya Kau yang ada dalam hati. Da

Tadzkirah #1

"Malu dan iman itu bagaikan satu pasangan. Apabila salah satunya hilang, yang lain pun akan hilang." (Abdullah bin Umar) "Orang yang paling aku cintai adalah orang yang mau menunjukkan kekuranganku." (Umar bin Khaththab) "Jika mengetahui bahwa setan itu tidak pernah lupa kepadamu, engkau jangan lupa terhadap Tuhan yang nasibnya ada di tangan-Nya." (Ibnul Atha'ilah) "Kasih sayang Allah bisa membuat orang tidak memerlukan apapun." (Yahya bin Mu'adz) "Penyebab utama perpecahan umat adalah kebodohan dan kedengkian." (Iqtidha' Shirathal Mustaqim, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah) "Sesungguhnya sebaik-baik penguasa adalah yang mencintai ulama dan seburuk-buruk ulama adalah yang mencintai penguasa." (Imam Al-Zuhri) "Aku heran pada manusia yang selalu menjaga makanannya karena takut penyakit, tetapi tidak menjaga dirinya dari dosa karena takut api neraka." (Ibnu Syibrimah) "Umat t