Phoenix

Phoenix


Terkenal seekor burung yang disebut Phoenix dalam epos terdahulu. Diceritakan bahwa Phoenix adalah seekor burung berwarna merah saga yang berbulu indah. Tepatnya ia terlahir dari sebuah telur kecil yang janggal. Berwarna pucat pualam dan begitu didih panas. Diperam di dalam sebuah  tanah vulkanik dekat dengan gunung berapi yang aktif.

Phoenix, seekor burung yang setia. Kerap kali ia dijadikan sebagai peliharaan seorang penyihir yang bijaksana. Phoenix mematuhi semua perintah tuannya tanpa bantahan. Kelangkaan dan kesetiaannya itulah yang membuat para penyihir begitu bangga memiliki seekor Phoenix di dalam hidupnya.

Phoenix juga begitu kuat. Badannya kecil proporsional. Sepintas tak ada yang berbeda dengannya. Namun, anggapan itu berubah tatkala ia diperintahkan untuk mengangkut beban berat yang beratus-ratus kali lipat dari ukuran tubuhnya.

Ia tidak dapat bernyanyi demikian indah seperti burung lainnya. Tapi suaranya begitu lantang seakan menyuarakan kesalahan pada siapapun yang tersalah. Suaranya membahana seantero ruangan untuk sebuah peniscayaan.

Ketika beranjak tua, sakit, dan sekarat ia mati terbakar. Sesuai dengan warna merah saga di tubuhnya. Ia menjadi abu. Memancarkan sebuah tarian kembang api kesedihan dari setiap bulu-bulunya yang tidak lagi dapat ditatap.

Dari abu yang gelap, ia terlahir kembali. Dalam bentuk kecil dan mungil. Seakan lupa kejadian kemarin. Kematian bagai hanya cerita tak diingat dalam mimpinya yang sempurna.

Tangisan Sang Phoenix menyembuhkan setiap luka yang dihasilkan. Menetralkan setiap racun yang ada. Matanya memang berwarna merah darah, pekat. Juga dihampari bias-bias cahaya tajam yang menusuk. Dibalik itu, ia menyatakan aroma kesembuhan. Rasa cinta yang dipendamnya penawar dalam asa.

Ia begitu pemalu...
Tak menunjukkan rupanya dalam acara umum...
Bagaikan sebuah berlian yang disimpan dalam etalase toko yang terjaga selalu...

Ia begitu patuh...
Hanya keluar dari ruangan bersama dengan pemiliknya...
Jika pemiliknya tiada berkenan, ia menunggu dengan sabar...

Ia begitu setia...
Mungkin ia dapat hidup kembali beratus-ratus kali...
Namun ia tidak akan terlahir kembali dari kematian...
Jika pemiliknya mati...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA