Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022
"... Namun sekarang aku mengerti. Kesimpulannya--kukira--bahwa yang bisa dituangkan ke dalam waadah yang tidak sempurna, yang disebuh kalimat itu, hanyalah ingatan dan kenangan yang tidak sempurna. ..." (hlm 12)  --Norwegian Wood, Haruki Murakami, Terjemahan Bahasa Indonesia

Lintasan Pikiran #53

Who do you hope listening to you when you even do not listen to yourself? Bandarlampung, 25 Juni 2022 Prima Helaubudi
"Namun kenangan itu perlahan memudar, aku sudah terlalu banyak melupakan semuanya. Ketika aku menjadi sebagai kalimat sambil menelusuri kenangan-kenangan itu seperti ini, kadang-kadang aku merasa sangat galau. Sekonyong-konyong muncul pikiran jangan-jangan aku telah melupakan bagian yang paling penting. Jangan-jangan di dalam tubuhku ada tempat yang gelap, yang juga harus disebut sebagai wilayah kenangan, dan kenangan yang penting bertumpuk di situ lalu berubah menjadi lumpur becek.      Tetapi untuk sekarang ini hanya itulah yang bisa kudapatkan. Kenangan tidak sempurna itu, yang sudah memudar, kusimpan di hati dan aku terus menuliskan kalimat-kalimat ini dengan perasaan seolah menggerogoti tulang. ..." (hlm 11) --Norwegian Wood, Haruki Murakami, Terjemahan Bahasa Indonesia
Gambar
Sumber: Dokumentasi Pribadi,  screenshoot oleh Xiaomi Mi A1 "Risk and luck are doppelgangers." --Morgan Housel, Psychology of Money

Lintasan Pikiran #52

Wahai ibu, berhentilah sejenak dari kesibukanmu. Perhatikanlah wajah anakmu. Lalu, tanyakan pada dirimu sendiri apa sebenarnya yang paling dibutuhkan anakmu. Tidak ada yang lebih mereka butuhkan daripada keberadaanmu secara fisik dan batin bersama dengan mereka. Bandarlampung, 22 Juni 2022 Prima Helaubudi My girl...

Lancar Berkomentar

Komentar Komentar yang paling bising adalah dengan tidak berkomentar. Mungkin itulah yang digaungkan oleh pikiranku saat melihat fenomena banyaknya perdebatan di media sosial. Akan selalu ada yang tidak sepakat denganmu. Akan ada selalu ada jalan lain yang tidak sesuai denganmu. Kamu pikir, kamu membutuhkannya. Kamu pikir kamu serius memperhatikannya. Tapi telisiklah lebih dalam. Benarkah? Atau berkomentar itu adalah sebuah cara baru mendapatkan perhatian atau menghilangkan perhatian? Tempat paling aman berkomentar adalah di dalam kepalamu. Karena tidak akan ada seorang pun yang menginterupsinya. Adapun apabila kamu melakukan kesalahan, kamu bisa dengan cepat mengubahnya karena tidak banyak mengeluarkan pernyataan yang di kemudian hari menjadi bumerang untuk mengejek dirimu. Seperti yang aku baca di sebuah buku bahwa tidak ada seorang (waras) pun yang gila. Semua berjalan dengan dan bertindak sesuai dengan apa yang sudah ada di kehidupannya. Saran-saran dan ucapan-ucapan apa saja yang
  "Ingatan merupakan sesuatu yang eneh. Ketika aku benar-benar berada di sana, aku hampir tidak memperhatikan pemandangan itu. Aku tidak merasa pemandangan itu mengesankan, juga tidak terpikir bahwa mungkin setelah lewat 18 tahun pun aku dapat mengingatnya sampai hal yang sekecil-kecilnya. Jujur saja, bagiku pemandangan saat itu bukanlah sesuatu yang perlu dipikirkan. Aku memikirkan diriku sendiri, memikirkan gadis cantik yang sedang berjalan berdampingan denganku, memikirkan aku dan dia, lalu kembali memikirkan diriku sendiri. Itulah masa ketika apa pun yang kulihat, apa pun yang kurasa, dan apa pun yang kupikirkan, akhirnya semua kembali pada diri sendiri seperti bumerang. Lebih-lebih aku sedang jatuh cinta dan cinta itu menjebloskan aku ke dalam situasi yang pelik. Tak ada sedikit pun celah untukku mengalihkan perhatian pada pemandangan sekitar." (hlm 3)   --Norwegian Wood, Haruki Murakami, terjemahan Bahasa Indonesia

Lintasan Pikiran #46

Aku berharap Pada Hari Perjumpaan, Dia mengatakan bahwa aku sudah mengerjakan dengan baik atau sebaik-baiknya.   Bandarlampung, 10 Juni 2022 Prima Helaubudi

Fragmen #51

saat semua hal duniawi serasa mendesak akan tetapi terasa kekosongan menyesak kita membutuhkan diri duduk mendedahkan diri mendaraskan pujian yang telah ditetapkan Bandarlampung, 9 Mei 2022 Prima Helaubudi

Lintasan Pikiran #45

The difference between sane or insane is knowing time to stop. Bandarlampung, 7 Mei 2022 Prima Helaubudi 

Lintasan Pikiran #44

Terkadang, kita sendirilah yang memberi arti. Tapi tidak untuk orang lain. Bandarlampung, 6 Mei 2022 Prima Helaubudi

Lintasan Pikiran #43

If you want to be fast, do by yourself then. Bandarlampung, 1 Mei 2022 Prima Helaubudi

Lintasan Pikiran #42

Ketakutan sering dikatakan kebijaksanaan karena kenyataan. Bandarlampung, 2 Mei 2022 Prima Helaubudi

Lintasan Pikiran #41

Semangatlah. Karena memang di sini adalah tempat untuk lelah. Bandarlampung, 2 Mei 2022 Prima Helaubudi

Lintasan Pikiran #40

Apa yang kamu lakukan ke orang lain, sungguh--atas izin Allah, orang lain juga bisa lakukan ke dirimu. Bandarlampung, 26 April 2022 Prima Helaubudi

Lintasan Pikiran #39

Mengubah sesuatu yang puitis menjadi sesuatu yang realistis. Bandarlampung, 26 April 2022 Prima Helaubudi

Lintasan Pikiran #38

Wahai hati yang didera kecewa... Mengapa engkau gantungkan rasa pada manusia? Bandarlampung, 20 April 2022 #ntmsa

Shhhh

Kita berjalan Di antara kegelapan tutur kata Mengendap menyaksikan kunang-kunang aksara Membinar di antara rasa tak biasa Kala, Ucap kurang cukup daripada kata Kepada siapa asap unggun menggapai? Belai mengawang "Kurasa akan segera pagi Dan sebentar lagi akan ada ucap selamat tinggal", Pergi berkata Detik berderik kemudian Tampaklah benang putih di atas kertas yang hitam Mata yang mengintai Kulihat Pergi "Jangan pergi", ucapku. Pergi tersenyum lemah. Tangan yang sebelumnya berada di pipiku melemah, memudar. "Hidup bukan tentang apa yang kita mau" Aku menyaksikan Pergi begitu terlihat sekaligus menghilang, "Tapi tentang menerima yang telah ditentukan waktunya" Pedar mata menjadi maya. Telunjuk bias itu menyentuh bibirku yang mulai memisah. "Shhhh...." Bandarlampung, 20 April 2022 Prima Helaubudi Aprilia...
"Meskipun kini sudah 18 tahun berlalu, aku masih bisa mengingat dengan jelas pemandangan di padang rumput itu. Punggung gunung yang berselimut debu selama musim panas terbilas bersih oleh hujan lembut yang berlangsung beberapa hari, kini menunjukkan birunya yang cemerlang, angin Oktober menggoyang pucuk-pucuk ilalang ke sana kemari, awan tipis membentang berarak di langit biru yang seolah membeku. ..." (hlm 2) --Norwegian Wood oleh Haruki Murakami, terjemahan Bahasa Indonesia.

Ungu

Merah berjalan di atas biru. Apakah kau tahu bahwa derita membuat hidup lebih berdimensi? Saat baret itu menghias kepalamu lalu lambat laun merambat tubuh. (agar kebahagiaan terasa) Merah mengamit biru. Kita berdua adalah kemewahan. Apakah kau setuju? Aku selalu setuju. Kau selalu punya ketundukkan mutlak. Bandarlampung, 19 April 2022 Prima Helaubudi