Sebuah mimpi di hari jumat
--kemah di sudut gunung Kemarin, aku bermimpi ganjil tentang kita. Berkemah di musim hujan--kan bodoh? Menjadi muda lagi, dan lekat dengan waktu yang memikat. Seseorang berlakon menjadi anak pemilik rumah di atas gunung. Seseorang yang lain berlakon menjadi ketua kelompok kemahku. Ramai. Bising. Dan kita berjalan menuju festival makanan? Di atas gunung. Ah, iya. Ini mimpi. Semua sah-sah saja. Aku dapat undangan--pernikahan. Yeah. Antusias tidak antusias. Dan seseorang itu menikah dengan suaminya--di dunia nyata. Dalam kemewahan rumah lantai tiga sesak tamu--yang tak terjadi di dunia nyata. Mereka tersenyum, nyaris tertawa dengan bahagia. Aku ikut senang dan bersyukur aku memilih untuk antusias. Meskipun ini hanya mimpi. Izinku berakhir. Dan kembaliku pada kelompok kemahku. Seseorang yang lain menungguku lama di festival makanan. Aku seolah lupa bahwa aku sudah datang di pernikahan seseorang. Ah, aku lupa makan. Ini kan mimpi? Makan saja lagi. Karena banyak fragmen yang tidak