Penyusunan Diri

Orang-orang berjalan. Menyusuri trotoar yang dibangun berabad lalu. Tak perlu kautanya tentang letih. Lihatlah ia yang tetap tatih. Sementara orang-orang tetap berbaris rapi menjajari tegel-tegel kusamnya.

Orang-orang menyusun kembali dirinya. Dari cokelat panas yang diseduh malam itu. Bahkan juga dari tetabuh rokok yang kembang kempis dari pernapasan. Ya, mereka menyusun kembali dirinya. Satu per satu, penuh presisi.

Orang-orang berbangkit. Bagi pemercaya kebangkitan, bangun hanyalah bangkit yang kecil. Dan menyusun diri hanyalah bangkit yang atom. Kamu percaya berbangkit, eh? Kuharap kaupercaya. Jadi, aku tak perlu susah payah menjelaskan mukjizat.

Orang-orang berceloteh. Merekam lamat-lamat barisan tubir pegunungan, lingsir lembah, bahkan sekadar warna rambut yang tetiba memerah. Terpias matahari tentunya.

Bicara hal ini, aku sangat ingin bertanya padamu. Tatap aku, lekat. Jangan lepaskan.

Tersusun dari apakah kebangkitan dirimu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA