Hasrat Kita

Pada akhirnya semua begitu biasa. Begitu biasa seras kembali ke awal. Apakah memang kembali ke awal? Hanya Allah yang tahu. Semua adalah sejarah yang berulang. Masalahnya, sejarah manakah yang dipilih? Berhasilkah atau gagalkah? Aku terlalu sunyi. Mendengar dengan senyap. Melihat dalam sepi. Aku jelas takkan mengerti betapa ketukan jam di dinding memberangus kesabaranmu, dia, dan mereka. Kita menikmati dunia dengan cara yang berbeda. Memang tak tertahankan mengulum sesuatu yang kautak pernah dapati. Kita rakus, ya? Apakah pantas dibanggakan? Cukup kuat ditolak? Kita lagi-lagi mencibir. Mencicit dalam gelap. Mengalahkan tikus-tikus yang bersaing membagi jatah makanan. Kita tidak sedang makan, namun merebut. Hasrat ini dalam satu sisi : membunuh kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA