Merapal hidup
Merapal hidup
Diamlah,
Dan saksikan diagram hidupmu saling bersilang, menyabang dalam suatu keutuhan.
"Pahlawan merekam jejaknya diatas batu!" ujarmu.
Di batu hanya ada lumut hijau. Licin.
"Tidak, rekam jejak sempurna diatas pasir!" lontarnya.
Apa dia lupa asin air laut merengkuh tiap lekuk menjadikan tiada?
"Rapalan hidup berupa jejak adalah derita helaian daun yang terinjak."
Daun koyak, kawan saat jemari kakimu merajainya.
"Simpanlah trilogi jawaban kalian yang sukar karena tak kutemukan fakta yang paling purna selain jejak-jejak telah ada dan aku mengikuti. Jalanan sepi, namun ramai. Sayangnya, angin tenggara tak kuasa menghapus rapalan hidup yang telah terang. Medianya bukan kertas, tapi baris kehidupan."
Bandarlampung, 15-2-2012
Prima Helaubudi
Komentar
Posting Komentar