dirimu dalam secangkir bulan Oktober

dirimu dalam secangkir kopi bulan Oktober

Seduhan kopi membayang wajahmu di permukaannya.

Seduhan kopi pekat dan kelam. Seperti rangkaian malam dan picisan roman-roman. Begitu romansa.

"Mari gantungkan cermin-cermin masa depan di bilik bintang." Bintang itu beranjak jatuh. Hanya saja, hanya aku yang melihatnya.

Oktober deras, mengguyur
Kopi terasa pahit
Awan-awan tak lagi membiarkanku berdoa

Bandarlampung, 31-5-2012
Prima Helaubudi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA