Ada Apa?

Aku lagi-lagi jet lag. Aku melankolis sekali hari ini. Hatiku benar-benar menuntutku merasakan kesendirian malam ini. Meskipun ada Rabb-ku, secara fisik seperti sendirian. Mungkin ini panggilan jiwaku yang sungguh merasakan bising. Aku benci keramaian.

Aku melakukan apa-apa yang aku kekinian tak lagi sukai. Men-download gambar-gambar es, gunung es, salju, mawar yang dilapisi es, Mount Everest pagi-malam, dan lain-lain. Aku mengubah tampikan handphone-ku suram kembali. Aku menggunakan QWERTY keyboard dan mengubahnya menjadi horizontal di handphone yang biasanya aku juga tidak sukai.

Lalu, aku tiba-tiba kelelahan mencoba merekapitulasi apa yang dikoreksi orang-orang padaku. Lelah. Lelah sekali. Sesak rasanya. Ada apa gerangan? Alhasil, aku melepaskan sifat 'buas'-ku. Ada pepatah luar yang mengatakan, "Perempuan adalah makhluk yang paling bijaksana dalam rumahnya, tetapi adalah makhluk paling buas di luar rumahnya." Aku melepaskan egoku, kekeraskepalaanku.

Aku merasa dingin. Dingin menusuk hati. Menikam dan tak berdaya mengerangkeng semua perasaanku sendiri. Ya, inilah kesulitan seorang perempuan. Dikendalikan perasaan. Sudah tak punya pengertian bagaimana lagi aku menghitung tikaman rasional yang kubuat untuk mengalahkan perasaanku sendiri.

Aku hanya lelah menikam juta perasaanku. Aku ingin sekali menyakiti, membalas apa yang mungkin mereka tidak ketahui dalam hati. Tapi... sudahlah. Aku masih cukup waras menahan perasaanku sendiri. Sifat melankolisku yang jarang dilihat pada kehidupan nyata dan mati-matian kucerabuti.

Kudengar, ada sebuah pengibaratan. Sesungguhnya, apapun dapat digunakan mengungkapkan kerinduanmu. Dan sungguh, ada yang membuatku terjebak dalam rindu. Akupun tak tahu apa itu. Kepada semesta aku mengirimkan tanya. Posnya adalah angin, pembisiknya adalah hujan. Beberapa kali aku memanggil yang namanya belum tersebut. Dan seolah beresonansi, aku merasakan gusar. Seolah ada seseorang yang memanggilku. Siapa kamu? Kenapa kamu memanggil? Apa yang terjadi padamu sampai begitu keras kamu mengeja namaku?

Aku tidak pernah mengeja nama. Apakah pesanku sampai? Itu maksudnya?

Kerinduanku menikam. Dan dia harus redam. Ya, agar aku tak terus panjang angan.

Bandarlampung, 14-11-2013
Jet lag

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA