CRITICAL REVIEW OF JOURNAL -- NAVIGATING PARADOX AS A MECHANISM OF CHANGE AND INNOVATION IN HYBRID ORGANIZATIONS BY JASON JAY

CRITICAL REVIEW OF JOURNAL
NAVIGATING PARADOX AS A MECHANISM OF CHANGE AND INNOVATION IN HYBRID ORGANIZATIONS BY JASON JAY





DISUSUN OLEH:
NAMA          : PRIMA HELAUBUDI
NPM              : 1011011027
JURUSAN    : S1 MANAJEMEN











FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG T.A. 2013



CRITICAL REVIEW OF JOURNAL
NAVIGATING PARADOX AS A MECHANISM OF CHANGE AND INNOVATION IN HYBRID ORGANIZATIONS BY JASON JAY
By Prima Helaubudi

J
urnal buatan dari Jason Jay yang merupakan peneliti dari Massachusetts Institute of Technology, Amerika ini memiliki pokok bahasan menarik yang dituangkan dalam abstrak beliau. Dalam abstrak beliau dituliskan intisari jurnal sebagai berikut: Organisasi hibrida mengombinasikan logika-logika institusional dalam usahanya untuk mengeneralisasi solusi-solusi inovatif dalam masalah-masalah yang kompleks. Mereka menghadapi konsekuensi-konsekuensi yang tidak diperkirakan dari kerumitan institusi yang bagaimana pun akhirnya menghalangi usaha yang mereka lakukan. Sarjana-sarjana yang telah lalu menekankan pada permasalahan permintaan dari luar, dan bersaing atas klaim-klaim internal atas identitas organisasi mereka. Data dari studi lapangan mendalam dari perusahaan publik-privat Cambridge Energy Alliance menunjukkan adanya konsekuensi lain : paradoks-paradoks dalam melaksanakan kegiatan mereka (Smith dan Lewis, 2011) yang mengeneralisasikan keambiguan tentang kepastian bagaimana hasil dari organisasi menunjukkan keberhasilan ataukah kegagalan. Artikel ini membangun sebuah model dari proses dari menavigasi yang bersifat paradoksial : dalam “sensemaking” tentang hasil yang bersifat paradoks, kemelut para pelaku atas definisi sukses dan dapat mentransformasikan logika institusional. Hasil dapat menantang logika-logika yang ada, atau mencari titik tengah atas cerita antara ketika perspektif dari luar memungkingkan pandangan yang lebih jelas tentang paradoks yang terjadi. Kapasitas untuk berinovasi yang dimiliki oleh organisasi hibrida tergantung dari hasil dari proses perubahan tersebut.

Beberapa kajian penting yang relevan dengan pembahasan jurnal ini dikemukakan oleh Jason Jay dengan sistematis. Jurnal ini menekankan pada beberapa teori penting mengenai pengertian organisasi hibrida dan logika institusional. Pernyataan kutipan tentang organisasi hibrida:

Organisasi hibrida harus menantang permintaan eksternal (Pance dan Santos, 2010).

Lalu, adapula menyinggung teori institusional dari jurnal tersebut:

Ini adalah sebuah aksioma bahwa teori institusional harus dilakukan dalam dua fase. Teori institusional yang lebih dulu melihat organisasi sebagai institusi yang dialiri dengan kebeartian, nilai, dan legitimasi oleh anggota mereka dan pemimpin-pemimpin (Selznick, 19657)

Tentunya, tidak hanya ini yang teori yang terkandung dalam jurnal ini.

Teori-teori yang telah dipaparkan di atas kemudian dimunculkan dalam suatu studi kasus Cambridge Energy Alliance sebagai pilihan Jason Jay selaku peneliti dengan berbagai cara mendapatkan data, yaitu dengan mewawancara, mengumpulkan arsip, dan observasi yang dilakukan dalam kurun waktu dari Juli 2008 hingga Mei 2010.

Penulisan jurnal ini terkesan sangat berat bahkan sebelum dibaca. Hal ini disinyalir disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, faktor bahasa. Bahasa yang dipergunakan peneliti terbilang sangat tinggi dan ilmiah. Sehingga sangat sulit bagi pembaca—bahkan yang memang berkecimpung dalam bidang akademisi—untuk segera menangkap maksud dari tulisan dalam jurnal tersebut. Hal yang paling mencolok dari beratnya bahasan jurnal ini terlihat dari judul. Kedua, faktor kekayaan teori. Teori yang disuguhkan oleh peneliti sangat banyak dan kaya; bahkan terlalu kaya. Teorinya sangat berkaitan satu sama lain sehingga terbilang memusingkan. Pencatatan kutipan juga menerangkan hal tersebut secara tersirat. Banyak teori yang ditekankan sangat penting sehingga diulang-ulang dari depan hingga pertengahan tulisan dalam jurnal. Hal ini menimbulkan efek kebosanan bagi pembaca. Ini sangat disayangkan mengingat walaupun diulang-ulang, namun bahasannya semakin dalam dari satu bagian ke bagian yang lain. Ketiga, tabulasi data. Data yang ditunjukkan dalam jurnal sedikit banyaknya berbeda dengan data-data yang ditampilkan kebanyakan. Datanya dipecah satu per satu dalam bentuk narasi yang panjang dan terkadang sulit dimengerti.

Di sisi lain, jurnal ini juga memiliki banyak kelebihan yang tidak dapat begitu saja ditampik. Kelebihan-kelebihan ini juga dapat dilihat dari sudut lain masalah kelemahan-kelemahan dari jurnal yang telah ditunjukkan pada paragraf sebelumnya. Jurnal ini sangat ilmiah dan tidak dapat disangkal membutuhkan banyak ilmu dan pembelajaran yang mendalam untuk segera memahami isi dalam jurnal ini. Ini menunjukkan kualitas jurnal ini: kredibel. Selain itu, usaha peneliti untuk memperkaya jurnalnya dengan dasar teori tentu sangat patut diacungi jempol. Apalagi mengingat jurnal ini adalah jurnal seorang profesor. Tentu sebagai pembaca—apalagi akademisi—diharapkan ada ilmu-ilmu baru yang terserap dalam pikiran. Ilmu-ilmu yang memang sengaja dipermainkan bagai “petak-umpet” di dalamnya juga menarik bagi pembaca yang rasa ingin tahunya tinggi untuk mempelajari lebih jauh teori-teori yang terdapat dalam jurnal ini. Tidak hanya itu, jurnal ini juga seakan mendobrak kebiasaan. Tabulasi data yang diperbanyak berbentuk penjabaran menunjukkan keberanian peneliti untuk mencari celah baru dalam menjelaskan kepada pembacanya. Bahasan yang hasilnya dibawakan juga dalam bentuk tabel dan grafik menunjukkan peneliti memiliki pertimbangan pula terhadap pembacanya yang tidak terlalu menyukai pembahasan yang panjang seputar hasil penelitian. Meskipun memang penelitian ini justru intinya berada pada penjabarannya.

Komparasi dengan Literatur

Bahasan jurnal ini mengarah pada studi manajemen perubahan. Permasalahan paradoks dan ambiguitas telah dirincikan dalam Holbeche (2006) yang menyatakan bahwa risiko besar dari paradoks organisasi adalah ambiguitas. Risiko ini memang terjadi apabila organisasi yang dijalankan sudah sangat besar. Hal ini memang terjadi untuk terus menjaga keberlangsungan organisasi tersebut di kemudian hari. Paradoks ini juga terjadi karena adanya kontijensi dengan lingkungan luar organisasi yang menuntut adanya “pengepasan” dari organisasi tersebut dengan lingkungannya. Sehingga mau tidak mau, organisasi tersebut berkembang. Tetapi ada yang bias sehingga melewati batasan seharusnya seperti Cambridge Energy Alliance dalam penelitian ini.

Menurut hasil penelitian ini, dapat dilihat bahwa memang terjadi perubahan dari berbagai segi. Hasil penelitian dalam jurnal ini memperlihatkan bahwa sebenarnya para pemangku kepentingan—khususnya para manajer—tahu akan hal ini. Selain itu, dalam solusi yang diberikan peneliti disebutkan bahwa mereka harus mengarahkan organisasinya agar tidak menyimpang dari yang seharusnya. Hal ini untuk menjaga agar organisasinya tidak kehilangan identitas. Dikomparasikan dengan Lee dan Krayer (2003) merujuk kesimpulan dari jurnal, maka diperlukan adanya kerja sama dari seluruh elemen dalam organisasi untuk mengarahkan organisasinya. Dibutuhkan perencanaan, penilaian, penugasann, hingga pengimplementasian yang membutuhkan waktu yang panjang. Demikian pula diteruskan hingga evaluasi. Dan tentu saja semua ini harus diawali dari para pemangku kepentingan dalam organisasi untuk bergerak dan mengubah organisasi tersebut sehingga paradoksial dari organisasi dapat teratasi.

Ada banyak bahasan pula yang tidak didapati maupun tidak rinci dari kedua literatur yang digunakan oleh penulis critical review ini. Literatur yang digunakan tidak membahas secara dalam masalah logika-logika institusional yang ternyata berbeda satu sama lain. Selain itu, literatur yang digunakan juga tidak menjelaskan mengenai organisasi hibrida. Sepintas memang dalam Holbeche (2006) menyinggung tentang ukuran organisasi. Akan tetapi, tidak ada penulisan secara terbuka tentang organisasi hibrida yang ternyata kekinian demikian berkembang. Selain dua bahasan ini, juga masih banyak yang luput dari kedua literatur yang menjadi acuan, seperti teori “sensemaking”.



Bandarlampung, 18 November 2013
Jurnal yang sudah sepuluh kali aku baca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA