Alasanku Mencipta (Untuk Orang Asing yang Kebetulan Singgah)

Kamu. Ya, kamu yang kini membuka blog ini. Aku akan menerangkan padamu mengapa aku mencipta di sini.
Singkat cerita, pada awalnya aku mencipta di blog ini karena rasa kecewa. Kecewaku pada peralatan dunia nyata yang rentan tingkat kehilangannya. Banyak tulisanku yang telah hangus ditelan keadaan.
Aku tidak begitu perduli siapa kamu, apa latar belakangmu, mengapa membuka blog ini. Kamu mungkin orang yang aku kenal. Mungkin juga tidak.
Blog ini kebanyakan berisi apa yang aku pikir, rasa, dan cipta. Perwujudan dari nilai estetika yang terlalu sulit kupendam sendiri.
Ambil saja apa yang sekiranya bagimu itu bagus dan penting. Mentahkan saja jika ada keburukrupaan dalam tulisan di sini.
Aku manusia yang tinggal dalam zona abu-abu. Dan aku berusaha memilih mendekati putih; seperti awal lembaran kehidupan manusia tercipta. Tapi seperti lembaran kertas putih yang dikotori dengan titik, meskipun dihapus warna takkan pernah sama.
Kebanyakan dari mereka, kawan-kawanku, memintaku untuk mencipta dengan serius. Namun sungguh, menulis adalah aktualisasi diriku. Murni.
Aku tidak berniat dan berminat untuk mengembangkan ambisi tingkat langit. Ya, seperti orang-orang visioner itu.
Aku hanya tahu satu waktu: sekarang. Sebab kemarin dan esok tidaklah eksis. Mereka absurd dan misterius. Mereka selalu menimbulkan perdebatan abadi.
Izinkan aku di sini menjadi egosentris. Duniaku yang terdiri dari jutaan fragmen. Berkelebat satu demi satu merangkai cerita. Cerita antara lingkaran manusia. Bagai ular yang menggigit ekornya, cerita ini adalah tentang perpotongan awal dan akhir.
Aku hanya manusia yang berkecimpung dalam arus kehidupan. Aku menjadi salah satu dari hinggaan. Mungkin lima tahun lagi, satu tahun lagi, satu bulan, satu hari, bahkan ketika pos ini selesai, aku telah terkulai tanpa nafas. Menyatu dalam keabadian yang rusak. Tapi dalam tulisanku, aku ada. Pernah ada.
Aku memang bukan siapa-siapa. Dan sangat beruntung jika memang tetap bukan siapa-siapa. Karena takdir besar membutuhkan tanggung jawab besar. Kemungkinan kau takut dengan klasifikasinya; dosa, karma, kausalitas. Maka, aku ucapkan selamat bertanggung jawab bagi kamu, pembaca, yang ingin dan sedang mengemban takdir besar.
Jika suatu ketika blog ini terhapus pun, aku akan tetap eksis dalam ingatan hidup terbatas dari orang-orang yang pernah bersinggungan denganku.
Aku pertegas sekali lagi. Blog ini murni aktualisasi diriku. Mungkin suatu ketika entah di mana kita akan bersampingan dan bertalian. Dan dengan kejam kita tetap saling tidak sadar dan mengenal. Sebagai mana Subaru yang tidak pernah memaksa Sukasa menyukainya, aku tak memaksamu untuk mengerti dan wujud.
Jadikan diri kita abstraksi! Selamat membaca sampai di akhir, kawan!
Bandar Lampung, 24 Desember 2012. Pukul 21.00 WIB.
Dalam 'kegilaan' rindu yang mendalam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA