Kuis Manajemen Koperasi I - OPINI TENTANG KASUS-KASUS KOPERASI DI INDONESIA


KUIS MANAJEMEN KOPERASI
OPINI TENTANG KASUS-KASUS KOPERASI DI INDONESIA












DISUSUN OLEH KELOMPOK 13:
DIAN SUKMAWATI          1011011005
PRIMA HELAUBUDI          1011011027
ROSMALA DEWA BM        1011011029
ERNA WATI                         1011011067
SUSI SUSANTI                     1011011121








FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG T.A. 2012-2013




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan inayahnya sehingga kami  dapat menyelesaikan penyusunan makalah in walaupun  dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Harapan kami selaku penulis, semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca yang membaca makalah, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari makalah ini sehingga dapat menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. 

Makalah ini kam rasa  masih banyak perbaikan dikarenakan makalah ini kami rasakan masih  banyak memerlukan perbaikan dalam segala hal  Karen akami selaku penulis merasa makalah ini masih banyak  kekurangan disebabkan  pengetahuan yang kami miliki masih sangat kurang dan perlu perbaikan kembali. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini agar kelaknya makalalah ini dapat kami perbaiki kembali dimasa yang akan datang .




Bandar Lampung, 27 September 2012



 Penulis








I.                   PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Koperasi merupakan organisasi keuangan yang telah diatur dalam konstitusi yang ada di Indonesia. Keberhasilan koperasi bertahan dalam era-era krisis di Indonesia membuktikan hal tersebut. Akan tetapi, meskipun dijadikan soko guru perekonomian Indonesia, perkembangan koperasi tidak semulus kelihatannya. Pada akhirnya, koperasi tetap terbelakang di antara lembaga keuangan lainnya walaupun dengan beragam kelebihannya. Hal ini tentu saja menjadi pertanyaan bagi kita semua ada apa dengan koperasi? sehingga kami membuat makalah ini membahas tentang koperasi.

B.     PERMASALAHAN

Bagaimana tinjauan tentang koperasi di Indonesia dan solusi-solusinya?

C.     TUJUAN

a.       Memngetahui perkembagan koperasi terkini.
b.      Mengetahui permasalahan koperasi terkini.
c.       Mencari solusi yang berlandaskan teori














II.                PEMBAHASAN

A.  ALASAN MENGAPA TERJADI KASUS-KASUS KOPERASI DI INDONESIA

Berdasarkan dengan Pasal 33 UUD 1945, koperasi berdasarkan asas kekeluargaan. Berdasarkan KBBI, pengertian koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Analisis kami menunjukkan beberapa masalah dengan kasus yang terjadi dalam koperasi di Indonesia:

a.    Internal koperasi

1.    Terjadi kebimbangan apakah koperasi organisasi sosial atau ekonomi

Pada kenyataannya, koperasi sering terjadi ambiguitas antara organisasi sosial dan ekonomi. Masyarakat kita menganggap koperasi adalah organisasi sosial karena koperasi bertujuan juga untuk memenuhi anggotanya dan juga masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu mereka kadang hanya menganggap bahwa koperasi hanya sebagai pelengkap lembaga yang ada didalam masyarakat saja.

Di sisi lain, koperasi juga dikategorikan sebagai organisasi ekonomi karena jelas bahwa koperasi disebut sebagai badan usaha. Dan pada umumnya koperasi bergerak pada usaha untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat menengah ke bawah.

2.    Pencintraan koperasi

Pada masa orde baru di Indonesia koperasi keterpurukan, karena pada awalnya pemerintah memberikan modal yang besar karena koperasi dianggap dapat menopang perekonomian indonesia yang merakyat. karena sesuai dengan jiwa masyarakat indonesia yaitu sifat saling tolong menolong, gotong royong dan kerjasama. Namun pada akhirnya modal yang diberikan disalah gunakan oleh para anggota maupun pengurus koperasi. Dalam hal ini dana yang seharusnya digunakan sebagai mestinya menjadi mengalir dikantong masing-masing anggota dan pengurus koperasi. Sehingga pencitraan koperasi menjadi buruk dimata masyarakat  sampai saat ini. Dapat kita ambil contohnya saat ini bahwa banyak terjadi penyimpangan dana maupun penipuan yang mengatasnamakan badan usaha koperasi. sebagai contoh terjadinya korupsi didalam koperasi yang dilkakukan oleh anggota maupun pengurus koperasi dan juga kasus LANGIT BIRU.

3.    Manajemen koperasi

Sama halnya dengan perusahaan dalam koperasipun  menerapkan manejemen yaitu POAC (planning, organization, acctuating, controlling) dimana dalam pengelolaannya koperasi ada yang namanya struktur organisasi. Tetapi pada kenyataannya sumberdaya manusia yang ada tidak sesui dengan yang dibutuhkan oleh koperasi. hal ini dapat dilihat dari contoh kasus berikut ini yaitu sistem kerja, masalah regenerasi organisasi, system pengawasan kerja koperasi yang  juga perlu pengelolaan bisa dikarenakan system kerja yang salah penerapannya ,lambatnya regenerasi pengurus dari yang tua ke yang muda dengan kriteria bewawasan luas dan
juga berintelektual tinggi .

4.    Turunnya semangat gotong royang, tolong-menolong, dan kerja sama

Saat ini masyarakat indonesia sudah lebih mengarahkan perekonomian ke arah globalisasi, sehingga nilai-nilai leluhur seperti semangat gotong royong , tolong menolong, dan kerjasama mulai menurun. Masyarakat indonesia mulai cenderung memiliki sifat egois, individualis, dan matrealistis. Karena mereka menilai segala sesuatunya dengan uang.

b.    Eksternal

1.    Kontradiksi pemahaman koperasi

Masalah ini terjadi karena adanya kontradiksi akut dalam pemahaman koperasi. Secara substansial koperasi adalah gerakan rakyat untuk memberdayakan dirinya. Sebagai gerakan rakyat, maka koperasi tumbuh dari bawah (bottom-up) sesuai dengan kebutuhan anggotanya. Hal itu sangat kontradiktif dengan eksistensi Depkop. Sebagai departemen, tentu Depkop tidak tumbuh dari bawah, ia adalah alat politik yang dibentuk oleh pemerintah. Jadi, Depkop adalah datang “dari atas” (top-down). Karena itu, lantas dalam menjalankan operasinya, Depkop tetap dalam kerangka berpikir top-down. Misalnya dalam pembentukan koperasi-koperasi unit desa (KUD) oleh pemerintah. Padahal, rakyat sendiri belum paham akan gunanya KUD bagi mereka, sehingga akhirnya KUD itu tidak berkembang dan hanya menjadi justifikasi politik dari pemerintah agar timbul kesan bahwa pemerintah telah peduli pada perekonomian rakyat, atau dalam hal ini khususnya koperasi.
Hal lain yang menandakan kontradiksi akut itu, adalah pada usaha Depkop (dan tampaknya masih terus dilanjutkan sampai saat ini oleh kantor menteri negara koperasi) untuk “membina” gerakan koperasi. Penulis sungguh tidak mengerti mengapa istilah “membina” tersebut sangat digemari oleh para pejabat pemerintahan. Sekali lagi, koperasi adalah gerakan rakyat yang tumbuh karena kesadaran kolektif untuk memperbaiki taraf hidupnya. Karena itu penggunaan kata (atau malah paradigma) “membina” sangatlah tidak tepat dan rancu. Koperasi tidak perlu “dibina”, apalagi dengan fakta bahwa “pembinaan” pemerintah selama ini tidak efektif. Yang diperlukan koperasi adalah keleluasaan untuk berusaha; untuk akses memperoleh modal, pangsa pasar, dan input (bahan baku).

B.  PENYELESAIAN KASUS-KASUS KOPERASI DI INDONESIA
a.       Internal
1.      Sosialisasi tentang koperasi
Solusi untuk masalah ketidakpahaman masyarakat tentang koperasi antara organisasi sosial atau ekonomi adalah dengan memberikan sosialisasikan masalah koperasi di masyarakat mulai dari remaja hingga dewasa. Hal ini adalah perlunya legalitas serta penyuluhan dari pemerintah seperti apa koperasi itu yang sebenarnya. Yaitu sebagai badan usaha atau lembaga ekonomi. Sesuai dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian disebutkan bahwa, “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.”
2.      Pencintraan koperasi
Jika  kita berbicara tentang pencitraan tentang koperasi yang sudah buruk dimata masyarakat, sangatlah sulit untuk mengubah paradigma ini. Hal ini dapat diselesaikan apabila pemerintah turut campur menangani permasalahan ini.
3.      Manajemen koperasi
Solusi untuk masalah menejemen koperasi adalah :
·         Sistem kerja para pengurus dan anggota serta melakukan gerakan promosi koperasi di lingkungan sekitar untuk mendukung langkah – langkah yang direncanakan ,setelah itu kita mencari peluang peluang untuk mengembangkan koperasi dengan cara membuat proposal rencana usaha untuk permintaan bantuan kepada pemerintah setempat agar rencana – rencana itu didukung baik secara fisik maupun secara materi.
·         SDM yang harus kompeten dan bertanggung jawab dibidangnya sehingga memajukan koperasi.
·         Untuk masalah POAC dapat diselesaikan dengan cara seperti berikut :
A.       PERENCANAAN (PLANNING)
Syarat – Syarat Perencanaan yang baik

a) Berdasarkan pada alternatif

Agar dapat menetapkan perencanaan yang baik maka sebelumnya agar disusun berbagai alternative, misalnya untung dan rugi kelebihan dan kekurangannya, kendala dan dukungannya, sehingga dapat menentukan perencanaan yang paling baik.

b) Harus realistis
Bila perencanaan tidak realistis, mungkin baik diatas kertas saja akan tetapi tidak dapat dilaksanakan dalam prakteknya.
Misalnya : keterbatasan dalam teknologi, keterbatasan sumber dana, tenaga kerja, dsb.

c) Harus ekonomis
Disamping keterbatasan diatas, juga harus mempertimbangkan tingkat ekonomis dalam suatu rencana. Hindarkan faktor pemborosan, biaya, waktu, tempat, dsb.

d) Harus luwes (fleksibel)

Dalam hal ini perencanaan harus fleksibel, artinya setiap saat dapat dievaluir sesuai dengan perkembangan organisasi, situasi dan kondisi pada waktu tersebut. Pada dasarnya perencanaan itu disusun berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, namun dalam prakteknya sering terjadi berbagai penyimpangan yang tidak dapat dihindarkan.

e) Didasari partisipasi
Dalam pembuatan perencanaan hendaknya dapat diikutkan berbagai pihak untuk memperoleh masukan (input) agar lebih sempurna. Dengan adanya partisipasi, perusahaan akan memperoleh manfaat ganda, karena disamping rencana menjadi lebih baik, juga dapat menambah semangat kerja para karyawan (karena merasa ).

B.  PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)

a)      Perumusan tujuan jelas
Rumusan tujuan yang jelas untuk memudahkan penetapan haluan organisasi, pemilihan bentuk, pembentukan struktur, kebutuhan pejabat, kecakapan daya kreasi dari para anggota organisasi.
b)     Pembagian Tugas yang jelas
c)      Koordinasi  yang bagus
Koordinasi adalah suatu azas yang menyatakan bahwa dalam suatu organisasi haru ada keselarasan aktivitas diantara satuan-satuan organisasi.


4.      Turunnya semangat gotong royang, tolong-menolong, dan kerja sama
Sebagaimana kita ketahui, bahwa di era globalisasi saat arus komunikasi antar negara sudah sangat mudah. Hal ini dapat berpengaruh positif dan atau negatif. Salah satu sisi buruk dari globalisasi adalah masuknya sikap pragmatis, egoistis, individualis, materialistis, liberalis, kapitalis, dan lainnya.Oleh karena itu, koperasi di Indonesia kurang peminatnya bisa dikarenakan kalah bersaing dengan lembaga-lembaga yang bergerak dibidang pemberian modal , lembaga pemberian kredit atau lembaga penyimapanan dana contohnya perbankan yang lebih menggiurkan profitnya bagi masyarakat kita yang sudah tidak perduli lagi dengan nilai leluhur
bangsa Indonesia itu sendiri.

b.      Eksternal
1.      Kontradiksi pemahaman koperasi
Dengan adanya permasalahan konkrit yang ada di lapangan tentang kebutuhan setiap daerah yang berbeda, sehingga pemerintah harus turun tangan untuk mensurvey masalah kebutuhan di daerah masing-masing sehingga peran koperasi yang dari masyarakat ke makro (bottom-up) dapat berjalan sebagaimana harusnya.































KESIMPULAN

Kasus-kasus koperasi di Indonesia yang dapat kami ditemukan antara lain:
a.  Terjadi kebimbangan apakah koperasi organisasi sosial atau ekonomi
b.      Pencintraan koperasi
c.       Manajemen koperasi
d.      Turunnya semangat gotong royang, tolong-menolong, dan kerja sama
e.       Kebimbangan masalah pemahaman koperasi

Solusi dari kasus-kasus tersebut meliputi dengan sosialisasi dan perbaikan sistem manajemen yang dilakukan secara sistemik dan terorganisasi antara pemerintah maupun dari sisi koperasinya.























DAFTAR PUSTAKA

Sartika, Tiktik. 2008. “EKONOMI KOPERASI”.Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia 
http://artikelstudentsiteug.blogspot.com/2009/12/pasang-surut-perkembangan-koperasi-di.html




















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA