Suci Lahir Batin

Sedikit berceloteh kawan. Aku memang hidup di salah satu kota, di salah satu negara Asia, di salah satu Dunia Ketiga. Namun, merupakan suatu penjagaan luar biasa bahwa kegaulan-kegaulan atas nama kebebasan bertindak terlambat menghampiriku. Ketika pun itu menghampiri, semua dalam bentuk lain.
Sebagai seorang terpelajar, dicekoki dengan materi "pergaulan bebas" memang wajar. Hanya saja ternyata, seperti warna hitam dan putih yang jauh dari skala warna, seperti itu pulalah duniaku dengan materi tersebut.
Sampai pada akhirnya, di suatu pagi menjelang siang saat kelas 3 SMA aku duduk di forum. Sebuah forum perempuan yang beranggotakan 5-8 orang. Dan aku sungguh kaget bersampir takjub saat seorang kawan membongkar fenomena amoral. Dan wah, ternyata dekat sekali denganku.
Kesucian. Mungkin agak menyindir dan sensitif ketika kita perbincangkan. Tapi aneh memang, semakin besar paparan globalisasi kesucian semakin jarang ditemukan.
Sebentar... Aku tiba-tiba teringat tentang sebuah cerita. Cerita ini menyinggung bagaimana sebenarnya kesucian itu dicari. Tapi manusia terlalu ceroboh untuk menjaganya.
Konon, di suatu situs internet Amerika, ada seorang gadis yang menawarkan sesuatu di dunia maya. Tapi penawaran itu bukan penawaran biasa melainkan penawaran harga keperawanannya!
Tercengang? Ya. Tapi yang ditercengangkan justru baik-baik saja. Seolah tidak pernah ada hal buruk terjadi. Secara menurut data statistik yang dapat kita unduh dan baca di internet, perempuan-perempuan Amerika tidak perawan lagi rerata saat usia 14 tahun!
Aku yakin. Laki-laki mana pun pasti mencari perempuan yang baik-baik. Sebejat apa pun, sehancur apa pun. Tapi gilanya lagi, di negara tetangga itu perempuan-perempuan terjaga justru dihina jika masih perawan.
Coba, ini siapa yang gila sebetulnya?
Lihat saja, bahkan laki-laki yang diistilahkan perempuan standar saja berani bilang ingin memiliki pendamping yang cantik, baik, agama baik, keturunan terhormat, dan kaya. Tidak tanggung-tanggung, 4 sudut dari hadist Rasulullah diembat semua.
Dan para perempuan biasanya akan berkata, "Who do you think you are?" Padahal sama saja pikirannya.
Lalu, lihat lagi di jalan-jalan orang sudah tidak lagi malu bergandengan mesra, rangkulan, atau berciuman -jika di tempat yang kadar 'polusi'-nya parah-. Ini yang mengaku suka melihat kesucian.
Lebih parah lagi, foto-foto mesra ditaburkan ke jejaring sosial memolusi mata dan juga seperti barang pajangan. Kadang ada foto-foto mesra dari mantan satu ke mantan lain. Aduh, menebar mantan, pemirsa!
Apa tidak malu?
Dari lahiriah saja sudah terkotori dengan hal-hal tidak halal. Padahal Rasulullah saja tidak pernah sekali pun menyentuh tangan perempuan meskipun untuk mengucap syahadat. Ini? Mau mempertanyakan hati? Boro-boro.
Kesucian hati jauh lebih penting lagi. Munafik dibilang pacaran baik-baik. Memang mau apa pacaran melihat pacar normal saja sepanjang hari? Lihat patung saja kalau demikian. Pasti ada deg-deg-an, desir-desir di hati.
Konon, di hadist Rasulullah, para sahabat punya sensitivitas luar biasa soal ini. Sampai ada yang ketahuan memandang lawan jenis tanpa syahwat saja ketahuan. Apa ya yang terjadi jika sahabat satu saja melihat kita? Jangan-jangan tidak ada yang lulus.
Sungguh, salah satu perbedaan kita dengan hewan adalah akal. Jadi jangan disia-siakan untuk menebar perzinaan dan kebinasaan.
B.Lampung, 23.05 WIB
Meninjau fenomena sosial. Terenyuh dan mual!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA