Ungu

Merah berjalan di atas biru.

Apakah kau tahu bahwa derita membuat hidup lebih berdimensi?

Saat baret itu menghias kepalamu lalu lambat laun merambat tubuh.

(agar kebahagiaan terasa)

Merah mengamit biru.

Kita berdua adalah kemewahan.

Apakah kau setuju?

Aku selalu setuju.

Kau selalu punya ketundukkan mutlak.


Bandarlampung, 19 April 2022

Prima Helaubudi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA