kisah sampiran

dua kata tak lagi berteman
aku (dan) kamu
berhimpit punggung
di ujung perbatasan
bertemu persimpangan

pada awalnya, sepasang jemari mengapit
darah kembali ke nadi
bentang kian melebar,
darah kembali kepada keringat
pada akhirnya, sepasang jemari tak menjangkau

kedua kepala menoleh
ke arah dengan bahu yang berbeda
senyap
mata unggun berkaca

padang pandang terbagi,
depan dan samping
hingga sampai di garis tipis
dan keberadaan hanya tinggal siluet

ah, kamu menghilang

aku maju dengan melangkah mundur
jalan itu semakin kabut,
hilang seperti tak pernah ada

fatamorgana kenangan mengekalkan jalan itu untukku,
untukmu,
dan yang pernah kita.

Sumber: equinoxpub on Pinterest

Bandarlampung, 15 Desember 2019
Prima Helaubudi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA