Bayang Kecilmu Menjadi Umpama

Terbetik cerita KKN kemarin dengan 'aku' hari ini :
Pada awal sampai di tempat KKN, kami sekelompok memberi batas waktu 5 hari untuk mencari masalah dasar desa tersebut.

Tadinya kami pikir pertanian. Mungkin ekonomi atau birokrasi. Namun masalah sebenarnya adalah pendidikan. Hal itu kami simpulkan setelah melihat apatisnya para orang tua di desa tersebut. Anaknya sekolah atau tidak, mereka tidak perduli.

Ketika masuk ke sekolah, ke ruangannya, pagi hari itu, semua terbukti. Guru yang jarang masuk dan membiarkan anak-anak kebingungan jadi bahan kami. Kelesuan di mana-mana. Hingga kami bertekad 'meracuni' generasi baru ini agar di masa depan desa menjadi lebih baik.

Bibit disemai dengan kedatangan kami. Lambat laun terlihat semangat yang ditahan anak-anak itu. Begitu menggebu-gebu. Begitu membara.

Dan kini setelah aku pulang, senyuman mereka menjadi bayang-bayang gelisah penghantar hari. Ah, jalanan licin bertanah dan berbatu berkilo-kilo menjadi sanggahan pikiran.

Tiba-tiba datang ajakan kembali untuk menjelajahi toko buku dan mengajar di daerah yang cukup jauh. Aku melihat hamparan buku penuh ilmu merasuki kecintaanku. Dan anak-anak di tempatku mengajar seumpama mereka, di sana.

Inilah yang aku dapat. Sebuah situasi yang berkata,

"Ayo, Prima. Gali dan rengkuhlah ilmu! Terapkan dan bagikan meskipun hanya pada satu orang!
Belajarlah karena gairahmu akan ilmu! Jangan hinakan ilmu yang engkau cari dengan hanya berniat untuk nilai, pekerjaan, dan kedudukan. Tapi untuk kehormatan diri."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA