Merindukan sore yang mendung

Perasaan memang tidak dapat diatur. Aku mengawali pagi ini dengan perasaan kelelahan luar biasa. Melankolisku kambuh lagi. Aku yakin ini adalah hasil dari begadang tiga sampai lima hari berturut-turut disebabkan tugas belajar yang banyak. Bukan banyak sebenarnya. Hanya saja, kewajibanku yang lebih utama harus diselesaikan lebih dahulu. Alhasil, di ujung hari, tugas-tugas belajar menumpuk bagaikan gunung pasir.


Aku menutup kepalaku dengan lutut sambil menangis setelah mendengar dan menonton sebuah ceramah agama di YouTube tentang betapa melelahkannya hidup ini. Dan hidup di sini bukan tujuan. Aku mengingat beberapa doa dalam Alquran dan juga beberapa kalimat motivasi yang sebagian aku lupa siapa yang membuatnya.


    "Nothing is easy in this world." (Anonim)

    "I am not the best. So I have no right to rest." (Anonim)

    "Leadership is about responbility." (Jack Ma)

     قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمۡتُ نَفۡسِي فَٱغۡفِرۡ لِي فَغَفَرَ لَهُۥٓۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ 

    "Dia (Musa) berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri,

    maka ampunilah aku.” Maka Dia (Allah) mengampuninya.

    Sungguh, Allah, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang."

    (Alquran Surat Al-Qashash ayat 16)


Sore ini adalah sore mendung di penghujung Jumat. Ingatlah untuk berdoa gumamku dalam hati sambil menulis tulisan ini. Sebagian diriku sangat berharapkan pemandangan dahulu saat menyaksikan sore mendung dengan semburat jingga menuju Maghrib di susuran jalan pinggir kota sambil berpikir. Waktu itu sudah lama. Terasa lama karena rindu.


Untukku, ingatlah bahwa apa yang pada akhirnya dikerjakan orang lain bukanlah tanggung jawabmu. Tanggung jawabmu adalah apa yang kamu perbuat sendiri.


Bandarlampung, 27 Mei 2022

Prima Helaubudi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA