It's Yours! (Just My Random Thought)

Sumber: Pinterest

Aku menyukai random thought yang terjadi di dalam kepalaku. Bisa jadi, mungkin caraku menyalurkan sebagian emosi melalui tulisan berhasil dengan predikat cukup baik. Belajar menyelaraskan pikiran dan perasaan, serta ke depannya menyelaraskan internal diri dengan eksternal diri berupa perbuatan adalah misi jangka panjang membentang untukku. Bagi mereka yang tidak memiliki masalah tempramen, tentu saja akan berpikiran betapa receh usahaku untuk ini. It's okay. Setiap orang punya masalah masing-masing. Buatku, this is the point. Bagaimana aku bisa berdaya guna dalam kehidupan dengan semakin baik jikalau aku tidak mampu mengelola inner peace di tengah kekacauan dunia ini?

Berawal sebagai seseorang yang hidup dengan latar belakang lingkaran arus kepentingan yang begitu kuat membuatku harus hectic dengan cara lain. Beberapa orang "keceplosan" bilang kepadaku, betapa sering dalam hidup aku menang. Itu dari luar, Sayang. Aku pribadi merasa aku terlalu sering kalah. Aku sering melihat mereka yang jauh lebih banyak menang dengan mulus daripadaku. Ibarat kata, untuk satu kali menang, aku harus kalah sepuluh kali. Akan tetapi, inilah fenomena kehidupan, orang di luar kita, melihat bahwa kita berada dalam keadaan yang lebih baik. Aku pun pelaku utama dalam hal tersebut. Aku pun melakukannya pada orang lain. Padahal? Siapa sih yang menang mutlak dalam kehidupan ini? Tidak ada. Semua mendapat pedih. Semua mendapat perih.

Pada titik kulminasi, aku dengan sangat ingin menyerah. Aku lelah. Lelah sekali. Pertarungan demi pertarungan harus aku ikuti padahal bukan aku yang mendaftarkan diri. Aku didaftarkan dan aku harus kena getahnya untuk bersusah-susah. Ya. Aku menggerutu hingga pada akhirnya, aku memutuskan untuk menyudahi setelah banyak retak dan pecah dalam alam bawah sadarku.

Hal menyebalkan lainnya adalah: aku menganggapnya sebagai pertarungan yang harus menghamburkan dan menghabiskan energiku. Padahal semestinya, it made sense if I turned back, right? Lalu, salah siapa sebenarnya? Tentu jawabannya salahku sendiri. Akhirnya, aku berubah dari yang terkesan pemberontak namun aslinya adalah kucing manis penurut jadi sebaliknya. Kucing manis penurut adalah kesan luarku sedangkan pemberontak adalah sikapku. Aku teringat sebuah kalimat kawanku dalam kata mutiara yang intinya, "Tidak mengapa saat orang lain tidak mengerti apa yang kamu perjuangkan. Pilihan menjalankan atau tidaknya bukan di pada mereka. Tapi padamu."

It's yours!

Bandarlampung, 14 Juni 2018
Prima Helaubudi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA