Sebuah Alasan Mencari

            Saat kesetiaan merenggut kebebasanmu...
            Saat kesetiaan membelenggumu menjadi seorang hamba...
            Akankah engkau tetap berkata, "Iya"?

Sumber: Pinterest

Rasa cinta tanpa pamrih adalah alasan dasar mengapa seseorang setia melakukan sesuatu. Entah itu sekadar melakukan rutinitas harian, mengulang sebuah buku yang sama, atau bertetap dalam suatu ideologi. Rasa cinta yang dijalani dengan setia; akan membuahkan sebuah kebiasaan baru yang bersifat reflek. Istilah lainnya adalah kebiasaan (akhlak).

Selaiknya kesetiaan menghasilkan sebuah kebiasaan yang diimpikan, maka kesetiaan meminta pula harga yang mahal. Rasa jenuh, terserang malas, komentar-komentar orang lain yang membuat telinga panas menunggu. Tak sampai di situ. Masih ada rasa terkungkung, alokasi waktu yang harus diatur ulang, dan masih banyak macamnya menanti untuk mereka yang berusaha meraih achievement pribadi dari kesetiaan yang mereka haturkan. Akan tetapi, bagaimana jika kesetiaanmu pada sesuatu mengharuskan dirimu menjadi merenggut kebebasanmu? Bagaimana jika kesetiaanmu menjadikanmu seorang hamba sahaya? Akankah engkau terus melangkah maju ataukah engkau berbalik ke belakang? Mari kita tengok kisah ia yang menetap dalam kesetiaannya walaupun kebebasan dan kemerdekaannya jadi taruhan.

Sumber: Pinterest

Alkisah ada seorang pemuda taat. Setiap harinya, dia datang memuja Tuhannya. Akal yang berpikir mengharuskannya meragukan sesembahan tersebut. Bagaimana mungkin aku harus selalu melakukan ini? Itu yang dia pikirkan setiap harinya. Akal yang berjalan karena agama adalah ideologi yang dia pilih dalam hidupnya. Lalu, dia meninggalkan sesembahannya dan mendalami dua agama baru. Dua agama samawi dengan dua kitab suci berbeda. Dua agama dalam waktu yang tak sebentar.

Kedua agama tersebut menunjuk satu agama baru nun jauh di sana. Akhirnya dalam keadaan papa, dia pergi ke daerah yang kering tandus. Di pertengahan jalan, dia bertemu dengan orang yang di pikirannya adalah orang baik. Orang yang akhirnya menjualnya sebagai budak.

Perbudakan itu mengharuskannya terjual dalam keadaan hina. Menjadi budak dalam rumah yang di dalamnya dihuni orang yang dahulu semerdeka dirinya. Saat agama yang ditunjuk kedua alim agama sebelumnya terdengar telah hadir; dia bersegera memastikan. Dia pun masuk ke agama tersebut dan menjadi salah satu yang paling unggul di antara ratus-juta-ribu-entah pengikut lainnya.

Dialah Salman al-Farisi. Sosok pemuda Islam; sosok sahabat Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam. Seorang sosok yang berasal dari Persia. Dahulu adalah seorang pemuja api, beragama Majusi. Lalu berkelana masuk ke agama Yahudi dan mempelajari taurat. Setelahnya melanjutkan belajar Injil dan masuk agama Nasrani. Kedua agama yang meramalkan adanya seorang rasul terakhir yang tinggal di daerah tandus ditumbuhi pohon kurma. Seorang rasul yang tidak memakan sedekah; hanya hadiah. Seorang rasul yang memiliki stampel kenabian khusus. Dialah sosok di balik siasat yang memenangkan peperangan dengan menggali parit di Perang Khandaq. Dialah sosok yang namanya harum termaktub dalam sejarah Islam hingga kini--dan nanti.

Saat kesetiaanmu diuji dengan segala yang ada dalam dirimu, akankah engkau mempertahankannya atau justru melepasnya? Dan kesetiaan yang paling tinggi adalah kesetiaan dalam mencari pemaknaan hidup. Pemaknaan hidup yang berpangkal menjadi keimanan. Keimanan yang menjadikan orang yang terlihat terbelenggu dan menghamba sejatinya adalah yang paling bebas. Teruntuk mereka yang setia dalam keimanan; mereka akan selalu diuji.

Apakah manusia itu mengira bahwa
mereka akan dibiarkan (saja) mengatakan:
”Kami telah beriman”,
sedang mereka tidak diuji lagi?
Q.S. Al-Ankabut: 2

People. Now, we know the price.

Bandarlampung, 01/05/2018
Prima Helaubudi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA