Konsep Garis Waktu

Seorang adik tingkatku semasa kuliah membagikan sebuah status video di WhatsApp-nya. Aku merasa amat tersentak. Video itulah yang lantas menginspirasi atas tulisan ini. Aku menyertakan videonya di bawah ini. Sayangnya, dikarenakan langsung simpan saja, kawanku tidak dapat memberikanku link videonya.


Aku merasa itu adalah sesuatu hal yang keren sekali. Konsep garis waktu alias timeline. Konsep bahwa setiap orang punya waktunya sendiri; punya momennya sendiri. Kita menjalani 24 jam yang berbeda dengan gaya masing-masing. Kita menjalani waktu dengan pola yang berbeda. Kita menjalani kehidupan dengan latar belakang yang berbeda-beda pula.

Aku mendapatkan kesempatan menikah di usia 23 tahunku. Ada banyak kawan-kawan pengajian yang masuk ke pondok pesantren sudah menikah di usianya 18 tahun. Aku pernah turun lapangan dan menemukan banyak pasangan yang menikah di usia Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sebaliknya, aku pernah bertemu dengan kawan yang belum ada keinginan menikah hingga usia 27 tahun. Ada juga yang belum mendapatkan jodohnya di usia 34 tahun. Kawanku, ini masih dalam satu perkara. Masih banyak perkara lainnya yang bisa kita jadikan contoh.

Konsep garis waktu mengingatkanku akan konsep takdir. Pada Al-Qur'an dan hadits disebutkan bahwa apa yang menjadi milik kita akan datang walaupun kita menjauhinya. Sebaliknya, apa yang tidak akan menjadi milik kita akan pergi walaupun kita mendekatinya dengan sekuat tenaga. Kita tidak perlu hidup dengan terburu-buru--kecuali dalam hal yang darurat.

"Tidak ada bencana yang telah jatuh di bumi dan (tidak) pada Anda sendiri tetapi ditulis dalam buku (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Tentunya itu mudah bagi Allah. (Kami menjelaskan itu) sehingga Anda tidak akan berduka atas apa yang membebaskan Anda, dan bahwa Anda tidak boleh terlalu senang tentang apa yang telah Dia berikan kepada Anda. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan sombong."
(QS Al Hadid: 22-23)

Aku kurang setuju dengan pernyataan bahwa hidup ini bukan perlombaan. Menurutku, hidup ini perlombaan. Perlombaan menuju kehidupan akhirat yang lebih baik. Itulah yang membuat kita bergerak dengan lincah di dalam kehidupan ini. Tapi, rasa khawatir yang sering muncul akan tersingkirkan dengan konsep garis waktu tadi. Karena pada akhirnya, kita tidak perlu bersedih akan apa yang terluput. Sebab yang menjadi milik kita, akan datang dalam waktu yang kita tidak ketahui kapan.

Sumber: Pinterest

Bandarlampung, 10--11/05/2018
Prima Helaubudi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA