Suami-Istri

Satu kamar dengan dua orang berbeda.
Ada diriku yang membaca Pablo Neruda.
Ada dirimu yang mengikuti politika.
Aku menjerang setiap wajah yang tak kukenali di jalan-jalan.
Sementara kau memilih merajang-rajangnya sebagai hiasan ranjang.
Setiap kita membentuk kalimat tanya,
Salju di antara kita meleleh tentang apa?
Tentang apa erang jam berdentang.
Tapi kemudian kita merasa utuh dalam ketidaklengkapan pengetahuan kita masing-masing.
Sebaris puisi mungkin tak bisa menjembatani.
Sebuah argumen tak selalu meraup kemenangan kini.
Tersisa diri kita yang tersisi satu sama lain--hingga nanti.

Bandarlampung, 11/11/2016
Prima Helaubudi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA