Mengalah Tak Berarti Kalah

Aku mempunyai pandangan tersendiri tentang pernikahan sebelum menikah. Aku punya pandangan harus ada pihak yang menang dan harus ada pihak yang kalah dalam masalah berpasangan. Kebanyakan orang langsung menolak mentah-mentah pandanganku ini. Adapula yang diam-diam setuju. Tapi nyatanya, mereka tidak mengetahui apa-apa.

Berdasarkan pikiran dangkal sebagian orang menganggap bahwa ini adalah anggapan untuk saling menegangkan urat syaraf satu sama lain. Di satu sisi ada yang menang. Di sisi yang lain ada yang kalah. Mereka yang mengalah berarti kalah. Maksudku tidaklah demikian.

Perlu diluruskan bahwa kemenangan dalam hubungan identik dengan mengalah. Sementara kekalahan dalam hubungan identik dengan memaksakan kehendak. Pada suatu hubungan, pasti ada pihak yang—bisa jadi sedang tidak rasional—emosional dan ingin pendapatnya dimenangkan. Pada nyatanya, justru pihak yang mengalah di saat itu, adalah pemenangnya. Kenapa? Karena dia sadar bahwa egois adalah musuh sepanjang masa—di dunia—dalam masalah hubungan. Sementara egois seseorang, hanya bisa diredam dengan mengalahnya pihak lain. Setelah redam egois itu, dengan seninya masing-masing, diberitahukanlah pihak yang egois tadi. Biasanya dengan cara demikian, pihak yang egois tadi akan menyadari kesalahannya dan berusaha berubah.

Lain halnya apabila seseorang ingin kemenangan, lalu yang lain berusaha “merebut” apa yang disebut “kemenangan” di sana. Dia kalah karena telah mengorbankan hal yang lebih penting. Apa itu? Langgengnya sebuah hubungan, perasaan lawannya, dan tenangnya hari. Pada saat itu, hakikatnya dia kalah.

Camkan ini saudara. Terkadang, apa yang kamu pikirkan tentang apa yang seseorang ucapkan, tidaklah sama dengan apa yang sesungguhnya dimaksud. Tapi dia diam saja disebabkan dua kemungkinan. Bisa jadi kamu belumlah dalam kategori “cukup” untuk dipercayakan masalah pemikiran ini. Bisa jadi juga, dia menunggu dan memberikan pelajaran apabila kamu salah sebab kamu terlalu keras kepala untuk didebat.

Bandarlampung, 22-8-2016
Prima Helaubudi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA