Fragmen #25

tentu kita tidak ingin menyerah, bukan? meskipun ini semua... terasa seperti memukul angin.

apakah kauingin melihat kota yang jauh bersamaku? hmm, sepertinya kausudah berangkat lebih dulu dengan kereta pertama ke perantauan yang tak pernah aku ketahui. sayangnya tak ada berita, tak ada kabar. dan aku mulai lelah menunggu. mulai lelah jadi yang pertama menanyaimu.

padahal aku ingin melihat langit terakhir bersamamu. tapi kau mematahkan sayapku dengan sebuah bulir air mata. apakah air matamu itu palsu? andai kesempatan bertemu denganmu datang sekali lagi; ingin kupastikan adanya.

di sisiku ada waktu yang membeku.

aku ingin memanggilmu kembali di tengah salju yang tumpuk membeku di hati ini.


Bandarlampung, 2016
Prima Helaubudi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA