Bersama Tak Selalu Berarti “Bersama”



KEBERSAMAAN. Kebersamaan adalah sesuatu yang dirindukan oleh setiap manusia yang sebagiannya berjiwa sosial. Kebersamaan selalu identik dengan apa yang namanya bersama, berhubungan setiap waktu, dan selalu menuai cerita setiap waktu.

Pada sebagian besar hidupku, aku sudah membuktikan ini adalah suatu definisi yang salah. Kebersamaan bagi muslim bisa hanya sekadar kita bertatap muka lalu terselip doa sepanjang masa. Itulah hakikat kebersamaan yang murni. Ada jiwa saling peduli baik diketahui maupun tidak.

Kita mengetahui bahwa tidak setiap orang bisa intens berada di samping kita setiap waktu. Ada waktu untuk sekadar membalas obrolan di media sosial, dan lain sebagainya. Terkadang menyelip suatu ketidakpercayaan. Adakah kamu membersamaiku? Adapula orang yang kesulitan mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran dan perasaannya. Adapula tipikal orang yang memikirkan jalan kebaikan untuk diri kita dengan cara hanya dia yang menempuhnya agar kita bisa duduk manis saja. Dan kita masih tetap bertanya, adakah kamu membersamaiku?

Tak pelak juga, banyak orang yang mengekspresikan kebersamaan dirinya pada kita dengan cara yang salah dan/atau dengan cara yang tidak kita sukai. Tapi, esensi daripada apa yang mereka lakukan tetaplah menginginkan kebersamaan. Kebersamaan yang abadi terutama.

Kebersamaan tak selalu juga harus dalam satu ruangan dan melakukan hal yang sama. Setiap orang memiliki perbedaan baik dalam segi karakter, kesukaan, dan lain sebagainya. Sekali-sekali membersamai orang dengan hobi berbeda denganmu tentu tantangan tersendiri. Tapi sering-sering? Tentu banyak yang mengucapkan, tidak, terima kasih. Apakah itu salah? Tentu tidak. Itu hanya manusiawi. Jadi, kenapa tidak ubah sedikit pemahaman “kebersamaan” itu? Bukankah bersama dalam satu ruangan pun tidak menyurutkan esensi dari kebersamaan itu?

Sumber: Pinterest


Berpikirlah positif.
Anggap setiap momen dan cara adalah kebersamaan.
Luaskan pemahaman kita tentang kebersamaan.
Mungkin, itu lebih baik daripada mengumpat.

Bandarlampung, 23 Agustus 2016
Prima Helaubudi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA