Romansa di Udara
Air
terjun itu memanggil namaku. Siapa? Siapa namaku? Ini silap. Ini lupa. Ini alfa.
Air
terjun ini terus membawaku. Tepian tinggi yang bising penuh dengan kunang
berwarna biru misterius kini berubah. Begitu lembut dalam hanyut. Sebuah sungai
yang menenangkan.
Di
atas sana; purnama menjelang. Kematian menujunya. Bintang yang kejora, tak rela
ia pergi.
Begitu
juga engkau. Engkau tak pernah rela aku pergi. Dedaunan memberitahukanku. Ilalang
mendedahkan rahasiamu.
Ke
mana engkau akan lari?
Aku
di sini hanyut. Tolong. Batuan tajam air terjun mematahkan sayap-sayapku. Ia rontok.
Darah pun luruh.
Aku
begitu lelah. Aku ingin tertidur. Tidur hingga sungai tenang ini menemui
cabangnya.
Biarkan
ia merayu; biarkan ia mengampuku—menuju muara.
Sisa
cinta ini kutebarkan dalam semilir angin. Kuterbangkan dalam setiap serbuk sari
yang dihempaskan oleh bunga.
Biarkan
ia merayu; biarkan ia mengampuku—menuju muara.
Bandarlampung,
8 Januari 2016
Prima
Helaubudi
Misterius…
Komentar
Posting Komentar