Roman Sempurna



Waktu memihak. Seorang memecahkan kerikuhan dalam es. Kediaman ini membisu—membunuh! Kicau manusia basa-basi. Aku menanti asam meluluhkan semua. Dan ia adalah: kamu. Kamu datang dalam kesempurnaan. Membawa bara yang tak pernah membakar: kecuali dirimu sendiri. Dan aku di sini, hanya diam membiarkan diri menjadi korban dari roman sempurna. Bekulah, wahai waktu. Permohonan ini bukan sementara. Bukan ilusi. Hasrat ini nyata. Belum padam sampai reda. Entah kapan waktu berkata. Berikan aku roman sempurna. Kalimat pertama yang menjelma. Jelma badai di hatinya. Jadikan ia milikku. Serupa cerita roman dari zaman dahulu. Tuhan.

Bandarlampung, 23-12-2015
Prima Helaubudi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA