Kenangan Sang Penyangkal



Kata menggerutuk. Kalimat yang agung tercipta dalam keadaan mabuk. Purba. Ingatan primitive yang tercipta dalam lingkungan modern. Aku mencari cara menyampaikan romantis kepadamu. Cinta yang tak tersampaikan dengan cara yang benar. Sayup-sayup menghantui hidupku—dan kuyakin juga dirimu. Apakah salju akan membekukan secercah bara dari perapian malam abadi kita? Di perapian kecil kita, waktu abadi. Ruangan berkayu hangat di mana hanya ada kita berdua. Ada di dalam ingatan; di dalam kenangan. Aku takkan lupa. Meskipun kukatakan aku akan. Kamu tahu aku adalah penyangkal yang paling hebat. Jangan percayai pengakuan tegarku.

Bandarlampung, 23-12-2015
Prima Helaubudi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA