Taman Beriklim Hutan Hujan

Beragam hara yang kautumbunkan di duniaku yang gersang
Menghasilkan perasaan yang ranum
Begitu manis; hingga beberapa kupu dan ngengat
Tak ketinggalan kolibri kecil
Terlibat pertarungan sengit yang disaksikan para sangit
Lihatlah waktuku--bertaburan atasmu
Hingga pinus tak lagi sungkan menjatuhkan buahnya
Sebagai sedekah dari hidup yang pahit dan keras
Di mana sebelumnya rimba malam adalah ceritanya
Maka gantilah panorama dan skenario hati
Sedikit demi sedikit; perlahan demi perlahan
Kian paripurna di antara selasar taman
Waktu yang seolah beku
Dan mengelijang karena ragu
Sementara awas penglihatan ini kian padu.

Bandarlampung, 21 Mei 2015
Prima Helaubudi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA