Lilin Terakhir
Tidakkah kamu
melihat; sejenak memperhatikan?
Nyala lilin
yang telah terlihat lain.
Sumbunya
kini telah terjerang sepi,
Memanas;
hingga cabang-cabang berubah warna.
Merah
menyala.
Dan katamu
jua yang terjerang rindu
Hatimu
serupa lilin yang terbakar,
ada
kemungkinan sedikit sisa
Bertaburan
dengan heran tanpa bekas
Menghanguskan
diri sendiri
Duhai jiwa
yang dirundung sepi!
Janganlah
engkau nyalakan api
yang tak
lagi sanggup kaupadamkan
oleh diri
sendiri
Nantinya
yang tersisa hanya maki
Oh, duka
citaku pada nafsu membelenggu
yang
mengubah cinta suci menjadi
sejenis api
baru yang membakar diri sendiri
Tundukkan
hatimu pada Rabb-mu.
Sebelum
ranting sumbu terakhir menghitam
Sebelum
lilin terakhir jadi padam
Bandarlampung,
1 November 2014—pukul 20.00
Prima
Helaubudi
Gumam
melankolia dalam pemadaman
Komentar
Posting Komentar