debu


aku berbisik;
kemudian terbawa angin.
menjadi debu yang menempel di cerminmu.
kauseka kuat dengan kain,
hingga mengkilat. Kulihat
senyummu: rekah

Bandarlampung, 2 September 2014
Prima Helaubudi
di bawah sebuah kerai payung
di suatu siang terik,

namun teduh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA