Kafe Kenangan Masa Lalu (sebuah naskah)
Kafe
Kenangan Masa Lalu
Inget ini:
Orang 1 : "Eh, kira-kira bisnis apa, ya, yang
enak?"
Orang 2 : "Gimana kalo bisnis kafe?"
Mala : "Woy, uang siapa?"
Orang 1 : "Gampang. Ni rumahnya Prima 'kan kayak
zaman Belanda nih. Kita buka aja konsep museum."
Orang 2 : "Iya. Apalagi banyak barang tua di
sini. Liat aja. Ada kenceng zaman dinansti Cing. Sutil zaman dinosaurus. Kalo
ni ulekan dari zaman kapan, Prim? Zaman manusia purba, ya?"
(semua tertawa)
Aku : "Beuh, parah! Hina aja terus.
Ngambeklah!" (pura-pura ngambek)
Mala : "Prim, ngambek?"
Aku : "Nggak, biasa adjahh."
(agak dibuat alay)
Mala : "Nah, doa orang teraniaya 'kan
mustajab, Prim. Doain gw (sensor)."
Orang 2 : "Doain gw cepet lulus."
Orang 1 : "Doain gw kaya."
Aku : "Beuh. Kalo mancing ke sungai
sana. Jangan mancing kesabaran orang dong. Cieeee, sok bijak gueh. Haha."
Mala : "Ayo, Prim."
Aku : "Iya, dah. Aamiin. Ada
lagi?"
(setelah beberapa lama)
Orang 2 : "Sekarang itu nama-nama makanan sama
kafe dibuat aneh. Buat yang aneh."
Orang 1 : "Gw tau!!! Kafe "Kenangan Masa
Lalu"."
Aku : (ketawa) "Beuh, parah. Masih
dikongek juga. Pulang kamuorang woy."
Mala : "Hayo lho, marah."
(pura-pura nakutin)
Orang 2 : "Nama makanannya apa, ya?"
(diem)
Mala : "Kok tiba-tiba diem? Serem
amat?"
Orang 1 : "Lagi mikir tau, Mal."
Aku : "Gimana kalo smoothies patah
hati?"
(tertawa)
Orang 2 :
"Gimana kalo pizza orang ketiga?"
Mala : "Ayam
goreng sang mantan."
Aku : "Ini
kenapa nama menunya jadi penyebab putus semua?"
Orang 1 :
"Eh, gak asik kalo nggak ada menu paketnya."
Aku : "Apa
geh namanya?"
Orang 1 :
"Nama paketnya... Paket tak selamanya selingkuh itu indah."
(tertawa)
Aku : (pergi)
Mala : "Mau
ke mana, Prim?"
Aku : "Mau
ngakak gw!"
Selang beberapa waktu,
Orang 1 : "Gw tau, ada lagi."
Aku : (menggeleng memegang perut)
"Udahan. Jangan banyak ketawa. Kram perut gw!"
Mala : "Udahan. Muka gw sakit ketawa
mulu."
Orang 1 : "Penting nih."
Aku : "Udahan. Minta dilempar piring
cantik." (sok galak)
Orang 1 : "Nanggung, Prim. Lempar hp lo aja
sekalian. Ntar gw jual."
Aku : "Beuh, bercandanya. Nggak
boleh uy."
Setelah berselang,
Orang 2 : (tertawa sendiri)
Mala : “Nah, sakit jiwa ini anak.”
Orang 2 : “Kenapa woy.”
Orang 2 : “Nggaklah. Ntar dimarahin Prima.”
Aku : (penasaran) “Apa sih?”
Orang 2 : “Bayangin, boy. Orang yang dateng ke kafe
kita. Terus pulang-pulang putus semua. Hahaha...”
Mala : “Beuh, angker. Sedia tisu yang banyak
dong? Rugi boy!”
Orang 1 : “Justru bagus dong. Kalo gitu, omset kita
meningkat drastis karena orang-orang yang putus dari kafe kita balik lagi
gara-gara nggak bisa move on. Eh, namanya ganti kafe move on aja, gimana?
(semua ketawa lagi)
Aku : (sambil ketawa) “Lo ngomong lagi,
gw lempar makaroni satu kilo ntar.”
Orang 2 : “Gw tangkep. Auk, auk. Nyam-nyam, enak.”
(menirukan ikan makan pelet)
Dan semua pun tertawa. Di luar, matahari mulai berwarna
lembayung karena kelelahan tertawa bersama kami. *apa ini?
Kangen lho... >,<
Komentar
Posting Komentar