Fill You Again

Hi, nice to fill you again, My Beloved Blog... :-)

Beberapa waktu aku sedikit menghilang dari peredaran dunia maya. Banyak sekali hal berbau dunia nyata yang membuatku tidak terlalu bisa meluangkan waktu untuk membagi duniaku dalam bentuk tulisan. Atau bisa jadi karena aku terlalu banyak malas sehingga mempunyai seribu alasan untuk tidak mengisinya. Bisa jadi juga.

Di sisi lain, aku punya ragam kehidupan yang sedang terputar-putar sekarang. Sedikit banyak membuatku agak kewalahan dibuatnya. Banyak hal yang lagi-lagi harus kupikirkan ulang karena aku memang pemikir. Aku juga memiliki segudang cerita yang sudah lama ingin aku ceritakan; tuliskan. Tapi masih bersarang dan bergumam tanpa arah di dalam kepalaku. Aku masih menimbang-nimbang dengan lamanya apakah semua ini patut dan baik untuk disampaikan? Apakah bernilai pahala ataukah nantinya terlalu banyak drama tidak penting?

Aku mengalami perubahan bahasan dan topik yang mungkin banyak orang bahkan tahu bahwa diam-diam aku juga memiliki atensi ke sana. Hanya saja, aku waktu lampau tidak mau membicarakannya terlalu jauh. Bahkan sekarang, aku masih menimbang-nimbang apakah ini terlalu terbuka untuk dibicarakan? Aduh, entahlah. Tapi yang kukatakan sekarang, aku sedang ada waktu luang untuk menulis. “Cuaca hati” alias mood yang sedang bersinar sehangat mentari dan semisterius bulan sabit sekaligus. Aku hanya tahu ingin menulis dan berkata-kata sekarang.

Hi, kuberitahukan apa yang mengangguku. Apa yang membuatku melanggar kebiasaan yang kubuat dan kujanjikan pada diriku sendiri untuk membuat 15 artikel baru di blog ini setiap bulannya minimal. Aku sedang melaksanakan sebuah pekerjaan. Mungkin tidak menghasilkan banyak. Cukuplah antara 300 sampai 500 ribu per bulan. Sebab, aku harus berusaha di akhir-akhir perkuliahanku tanpa harus banyak campur tangan orang tuaku. Semoga Allah menguatkanku!!

Pekerjaan apa? Well, sebelum pekerjaan ini aku mengajar. Dan sekarang memang mengajar lagi sih. Meskipun bukan mengajar di sebuah bimbingan belajar namun guru ngaji. Kemudian, sekarang aku sedang mulai memasuki dunia tulis-menulis yang kalau di negara dunia pertama sudah lumrah. Menulis di sebuah web. Alhamdulillah ‘alaa kulli hal, aku punya kawan yang mengajakku untuk bergabung dengannya. Dia adalah power blogger sekaligus orang yang paham masalah penjualan secara online. Salah satu dari trik penjualan online adalah dengan mengisi artikel. Dan serius, sungguh tidak disangka,  dia mengajakku karena alasan sederhana: karena aku sungguh cerewet di Facebook. Haha. Aku masih tertawa mengingatnya. Dan dia menyatakan bahwa sayang sekali kemampuan merangkai kataku hanya dipergunakan membuat status.

Soal “hanya menulis status” banyak yang agak kesal dengan kata kawanku ini. Aku sungguh terkejut mendengarnya. Lucu sekali cuma gegara aku suka menulis status banyak yang komentar. Padahal, aku sering menganggap ketiadaan pembaca di dalam dunia maya. Belum ditambah ketempramentalanku dalam menulis yang menurutku, membuat lari banyak orang.

Aku ulang lagi. Awalnya aku menulis karena aku tidak mempunyai semacam “pelampiasan” emosi. Menurut ilmu psikologi yang kupelajari secara parsial, menulis adalah cara yang bisa dilakukan untuk mengeluarkan emosi dengan sehat. Terutama jika orangnya seperti diriku, yang agak kesulitan mengeluarkan emosi dengan baik dan benar.

Aku terlalu suka hal-hal berbau seni. Dan sayangnya, entah kenapa tidak suka sekarang dengan terjun langsung. Aku juga tidak suka jika harus bergabung ke dalam institusi perkoranan yang banyak orang menyuruhku untuk mencoba. Padahal sama-sama dunia tulis-menulis, tapi entah kenapa—walaupun awalnya aku amat merasa terpaksa—aku ternyata merasa menyukainya! Aku aneh? Memang kapan aku tidak aneh? Menyenangkan saja mengetahui aku tidak harus keluar bertemu dan basa-basi dengan orang. Aku bisa melakukan apa yang aku mau. Bisa banyak di rumah—anak rumahan sekarang—, dan masih bisa banyak pergi dengan kawan-kawanku. Meskipun aku akui, ada kelemahan juga. Sering jadi lupa waktu. Dan skripsi ini jadi agak terbengkalai ditambah sehabis seminar 1 aku menghadapi apa yang kawanku bilang “sindrom malas menuju seminar 2”. Entah nama macam apa itu. Tapi gilanya, itu benar.

Baiklah, mungkin nanti banyak posting yang akan mengagetkan bahkan untuk diriku sendiri karena ini masih agak “tabu” untukku dibicarakan secara luas. Ah, rasanya itu seperti... yah, memalukanlah. I pretend you know what I mean... :-D

Bandarlampung, 17-9-2014, pukul 0.23 WIB
Prima Helaubudi

Di sarang ide... :-)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA