Kota Lain
Kota Lain
Apakah
perasaanku akan menjadi lebih baik jika berkelana?
Ke tempat
lain, ke dunia lain, ke dimensi lain?
Tak pernah
dikenal dan dijamah sebelumnya?
Berhakkah
mencari suatu yang menenangkan dengan berkelana ke kota lain?
Di kota lain,
siapakah yang akan kutemui?
Seorang
pendosa,
Seorang
pendusta,
Seorang
pendoa,
Seorang yang
bersuara,
Hingga rintih
itu terdengar di sebuah tempat yang masih menjadi bahan pertanyaan.
Di kota lain,
Tak kupunyai
mata uang yang kalian kenakan.
Tak kupunyai
juga suara-suara sengau menderit khas kalian.
Aku tetap
menjadi seorang yang asing.
Entah
mungkin di manapun aku berada.
Kota lain
dapat kumiliki dengan beberapa baris paspor, visa, dan uang jalan.
Tapi apakah
semuanya dapat membeli sebuah identitas?
Dan apakah
identitas itu dapat mengobati rasa sepi itu?
Oh, tak lagi
aku tahu.
Pada
akhirnya, kutemui,
Dan akan selalu
kutemui bahwa
Kota yang
tak pernah sampai dan selesai untuk kujamahi
Adalah hatiku
sendiri.
Bandarlampung,
22-5-2014
Prima
Helaubudi
Komentar
Posting Komentar