Wajah yang Dilupakan

Wajah yang Dilupakan

Kususun wajahmu dari mozaik-mozaik yang disembunyikan keping-keping hujan. Namun hujan khianat dan meleburnya sebelum menjadi sebuah kata. Dalam mendung yang begitu rata, sangsiku bertemu denganmu dalam selebaran basah berupa sketsa wajah tak pernah dapat; ini menjadi alfa. Kulitku gemetar ketika tetap dan tetap menyusun wajahmu dalam lintasan ingatan yang belum jua pupus. Ini bukan salah hujan yang menjadikannya cair, namun salahku yang menyusunnya dari air. Dalam doa, kuharap hujan menjadi beku. Kebekuan yang menjadikan wajahmu ada; dan penuh rupa.

Bandarlampung, 19-8-2013
Prima Helaubudi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA