Untuk yang kini berada paling jauh

Untuk yang kini berada paling jauh

Kedatanganmu sejenak. Semoga kita berjumpa lagi, ya. Sehingga kaubisa kabarkan padaku tentang terbukanya pintu-pintu langit. Tentang jawaban atas haus yang ada di hati setiap hamba. Apa kausetuju? Ah, maafkan. Aku begitu lancang. Tak perlu kaumerasa tak enak. Toh, aku tidak bisa menahanmu lebih lama. Perjalanan kita jauh. Kamu menuju labuhan bernama masa. Sementara itu, aku kembali menjadi musafir. Mungkin, esok aku akan lupa. Maka sekali lagi, semoga  kita berjumpa di tempat yang telah ditentukan.

Untuk yang kini berada paling jauh.

Ramadhan

Bandarlampung, 7-8-2013
Prima Helaubudi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA