Huaaaaa! Ngeness!



Huaaaaa! Ngeness!

Huaaaaa… Gila banget. Pagi-pagi buta aku berkutat dengan jurnal-jurnal internasional yang bahasa Inggris itu dan skripsi-skripsi S1 dari beberapa universitas di Indonesia. Ngeness banget, Bro! Bayangpun. S1 di Pulau Jawa udah make metode SEM dalam penelitian manajemen mereka. Di kampusku? Wooaahh… Pake SEM sama aja cari mati di ruangan seminar. “Itu bukan makanan kalian!” ujar dosen statistika di tempatku. Jurusan manajemen disalahkan lagi gara-gara nggak belajar ekonometrika. Emang kapan lulus belajar ekometrika? --____--a

Aku ngeness lagi. Aku sudah cocok sih sama judulku. Tapi aku belum yakin bakalan diperbolehkan sama dosen lain. Aku kemarin sudah me-list 24 judul standar dan tanpa ada chemistry di antara kami. Hallaaah… Dan aku cocok di judul ke 25 yang sekarang sedang kugarap. Yang standar tesis itu.

Judul awalku ditolak. Pokoknya tentang organisasi virtual. Dan tahu kenapa ditolak? Itu nggak bisa diteliti di Indonesia. Aku tambah ngeness kemarin buka internet dan dapat omongan bahwa kalo di luar negeri apalagi di perusahaan yang berbasis kreativitas kerja di ruangan kantor sudah ditertawakan. Di sana basis organisasi virtual, Ladies and gentlemen. Dan di Indonesia? T.T Sedihlah pokoknya. Itu penolakan pertama yang buat patah hati.

Sekarang juga sebenarnya penelitianku tergolong fresh dengan statistik yang sedikit berat juga. Dan aku nggak kebayang kalo bapak statistik di tempatku datang di seminar hasilku. Entah. Bakalan ribut agaknya. Dan jujur, aku sangat suka dengan model SEM sebenarnya. Cerdas dan komprehensif untuk standar konsentrasi SDM yang meneliti faktor-faktor bersifat kualitatif.

Dan tadi… Aku menemukan suatu judul baru melayang-layang di atas kepalaku. Oke. Tadinya aku merancang judul yang menjadikan Islam sebagai tema utama dalam skripsi. Tapi gagal dan diarahkan dosen untuk secara makro. Padahal penelitian SDM di kampusku rerata skala mikro untuk SDM. Makanya baru banget dah. Judul tadi memberikanku harapan untuk bisa memasukkan Islam, agama yang kupegang dengan bisnis. Judul yang melayang barusan di otakku intinya bagaimana mengombinasikan paradoks pembuatan nilai bersama berbasis agama Islam dengan strategi bisnis kapitalis dewasa ini dengan komprehensif. Kesulitannya adalaaaahhh…. Tadam! Indikator!!!

Siggghhh… Sedih lagi… Huaaaa… T.T Indonesia, oh, Indonesia. Kenapa pada nggak support, ya? Jurnal nggak support, pemikiran nggak support, bahkan indikator dan perusahaannya nggak support. Kalo di luar negeri asik banget ini judul-judul dibabat buat skripsi. Standar profesor sih. Tapi bakalan keren banget.

Judul yang melintas terakhir bisa sih dipertahankan. Tapi.. Tapi… Judulku bakal hanya analisis tanpa perhitungan kuantitatif yang menjadi kekuatan sekaligus perbedaan anak ekonomi dengan anak humaniora lainnya. Nggak bakalan seru nggak ada statistiknya.

Aku akui. Aku payah banget soal hafalan dan hitungan. Otak kiriku jauuuh lebih support soal analisis dan pemahaman. Tapi nggak seru aja. Nggak ada hitungan, pengaruh, de el-el.

Kata kawan-kawanku aku perfeksionis banget. Oke. IPK aku memang pas-pasan. Terus? Memang karena IPK aku pas-pasan aku bodoh gitu? Nggak mungkin ini dan itu? I do not think so. Toh, pada akhirnya banyak yang lebih playing save buat skripsi. Bahkan ketika masalah skripsiku aku ungkapkan, kawan-kawanku pada melongo.

Masalah keperfeksionisanku sudah aku duga sih. Mekipun sudah berusaha mengubahnya, aku sampai sekarang belum berhasil. Aku memang selalu masuk awal adaptasi luaaammmaaaa banget. Setahun baru terbiasa. Pas pertengahan, aku nggak open. Dan cenderung sibuk ke hal lain seperti organisasi dan pelatihan. Pas akhir? Merasa bersalah dan mengejar habis-habisan dan jadi perfeksionis tiba-tiba. Tapi tetap saja, orang-orang yang jauh lebih pintar dariku sering nggak nyambungnya. Makanya, aku susah nyari kawan diskusi. Kata mereka, pembicaraanku kalo masalah pelajaran kadang terlalu tinggi (kalo di akhir saat sudah rajin, ya?).

Padahal, menurutku aku biasa saja. Aku masih sering melongo kalo ngobrol dengan banyak orang. Ujung-ujungnya, siap pena dan kertas nyatet dan nyari gila-gilaan pokok-pokok bahasan yang menarik.

Huaaaaa…! Ngeness! Pokoknya nyebelin bin aneh banget dah! T.T
Hidup rasta!

Bandarlampung, 26-10-2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA