Puisi - DALAM


DALAM


dalam bulir-bulir embun yang paling murni pernah aku menangisimu. dalam diam, hujan yang paling jujur pernah mengaburkannya untukku. yang terbilang paling malu di antara gadis pingitan dalam rumah.

dalam ruang, aku diam, geming. seolah waktu tak lagi bernadi di dalam aliran darahku. kegelapan yang menyelimuti. silih dengan pencahayaan yang menerabas malu-malu tak bersikap. membuyar menjadi potongan hitam-putih yang begitu abu dalam pakaianku.

dalam monsun yang paling dingin, aku memandang langit yang paling jingga. berubah seungu venaku yang kini kian terlihat kering. tubuh yang kurus. aku hanya tak ingin melihat mendung dan mengurainya menjadi bingkaian subur.

dalam awan yang paling rendah, aku tahu akan hujan. tapi aku tak perlu berlari. cukup membiarkan tubuh tenggelam. kuyup sebeku es. menguburnya dalam rahasia yang paling rapat.


Bandarlampung, 16 September 2013
Prima Helaubudi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA