Penembakan Peluru Pada hari

Penembakan Peluru Pada hari

Sebuah peluru meletus. Melubangi dada hari. Dan hari terengah-engah menahan derita.

Itu bukan peluru biasa. Tapi peluru berisi kalimat-kalimat benci dan sumpah-sumpah serapah. Sudah sekian kali. Tapi hari tak juga mati.

Meski sekarat, hari tetap bernafas. Satu-satu. Entah bagaimana Tuhan membiarkan hari tetap memiliki ritme hidup. Dalam kekuasaan-Nya, hari tetap berjalan.

Rekaplah peluru-peluru itu. Tak perlu peluh dan letih ditembakan. Esok, belum tentu peluru ini begitu jitu. Bisa saja hanya terkena pangkal paha, bahu, atau lengan. Atau justru kejutan tepat di tengah pelipis ia bersarang.

Isilah peluru itu. Tak perlu peluh, letih. Tapi siapkan tuas pistol dan ruas jemari. Setiap hari. Tiada henti.

Tak mengertikah penembakan itu sia-sia?

Bandarlampung,17-9-2013
Prima Helaubudi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA