teringat kalimat seseorang, "Islam dapat membuat seseorang yang keras menjadi lembut dan orang lembut menjadi keras. Lihatlah, betapa berbedanya tabiat Abu Bakar dan Umar bin Khattab! Rasulullah tidak mengubahnya sama sekali. Abu Bakar adalah pribadi yang teramat lembut hingga Aisyah pun sempat menolak diimami oleh ayahnya sendiri saking Abu Bakar selalu menangis tersedu-sedu. Suara tangisan di dadanya bagaikan periuk yang bergejolak.
"Sementara Umar, sosok yang keras luar biasa. Semua hijrah diam-diam. Hanya ia yang terang-terangan pada kafir Quraisy. Ia berantem di perkampungan kafir Quraisy satu melawan sekampung! Dan ingatlah perkataannya setiap ada yang menghina Rasulullah, "Bolehkah aku memenggal batang lehernya untukmu, ya Rasulullah?"
"Tapi ketika shalat, tahukah engkau bahwa saat salam ke kanan Umar tersenyum hangat mengingat surga, lalu menangis tersedu mengingat neraka dan kesalahan-kesalahannya masa jahiliyah, seperti mengubur anak perempuannya hidup-hidup?
"Tahukah kamu, saat Rasulullah meninggal, Umar kalap dan menafikkan kematian Rasulullah seraya berkata, "Barangsiapa yang mengatakan Muhammad mati, akan kupenggal kepalanya!", Abu Bakar yang kurus dan lembut itu maju ke mimbar dan menampar Umar bin Khattab yang tinggi besar. "Apakah kau hendak menuhankan Muhammad, wahai Umar?! Ingatlah, Muhammad hanyalah Rasulullah yang dapat mati!" Akhirnya, Umar mengakui kesalahannya.
"Itulah Islam. Mengubah yang lembut jadi keras dan yang keras jadi lembut dengan landasan keimanan pada Allah. Tidak semua diri kita harus diperbaiki. Karena sifat itu juga dari Allah. Tapi yang harus diperbaiki itu... (menunjuk ke dada) Iman yang bersemayam dalam dada."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA