Raja dan Menteri



Raja dan Menteri

Raja adalah pemimpin. Dan menteri tidak lebih dari sebuah bidak posisi tertinggi. Pada akhirnya semua tetap berada pada posisinya masing-masing. Tidak ada yang saling melampaui.

Menteri. Para menteri kebanyakan telah merasakan pahit getirnya lapangan dan juga merasakan apa itu perjuangan. Tindakannya adalah seni dalam mempengaruhi. Dia bidak dengan kemampuan seorang raja, namun tidak memiliki kharisma. Menteri selalu diberikan keleluasaan untuk melakukan apapun. Bergerak bagaimana pun. Melintasi negeri. Menghantam hari.

Menteri selalu tahu cara untuk mendapatkan kemenangan. Akan tetapi, menteri memiliki satu kekurangan fatal. Dia kurang visioner dan taat pada aturan. Dia terlalu mencintai kelompoknya, orang-orangnya. Meskipun dia bisa saja melakukan suatu pengorbanan dalam jumlah masif di peperangan. Tapi hal itu akan menghantuinya. Setiap malam. Suatu kombinasi yang unik. Dia adalah pemimpin otoriter, namu egaliter saat bersamaan.

Beralih ke raja. Raja adalah pemimpin segalanya. Otak segalanya. Raja memiliki hal-hal yang tidak dimiliki menteri selama sejarah. Hasrat akan tujuan dan aturan. Dia bukan saja tipikal pemimpin, tapi pencipta. Dia ingin mencipta.

Pergerakannya memang jarang jauh. Akan tetapi, semua dikendalikannya. Dia bisa berubah menjadi apa saja dan siap melakukan apa saja untuk bertahan.

Suatu hal yang buruk ketika dua hal ini dikombinasikan. Keduanya memang saling menguntungkan. Namun pada kenyataannya, keduanya mengalami persaingan di dalam. Menteri yang terlalu kuat akan mendorong raja untuk mencari cara memanfaatkannya sebanyak mungkin kemudian menyingkirkannya demi keselamatan kekuasaan. Atau sebagai cara lain, raja akan membuatnya merasa bersalah sepanjang hidup. Jutaan cara dapat dilakukan oleh raja terhadap menteri.

Namun, menteri tidak selalu menjadi pihak yang setia. Menteri bisa menjadi ganas kepada raja. Dia bisa mengudeta raja. Dia bisa berkonspirasi terhadap raja. Namun satu kelemahan besar menteri : menteri tidak bisa menjadi raja.

Setiap hal memiliki kedudukan yang paling sesuai dengan bidangnya. Akan tetapi, tidak satupun orang cocok di segala hal. Tidak semua orang mampu di segala tempat. Orang selalu memiliki tempatnya bersinar sendiri. Jalurnya sendiri.

Bandarlampung, 23 Juni 2013
Aku sudah lama ingin membuat tulisan ini. Tapi sekarang baru sempat dan teringat kembali. Heemmm...
Suka bermain catur? Meskipun terindikasi itu buatan dan kental ritus Yahudi, namun tidak dapat dimungkiri bahwa catur memiliki kemapuan meningkatkan strategi, yah walaupun aku kurang suka. Aku suka dan ingin menjadi menteri. Meskipun menteri selalu disingkirkan, namun menteri adalah orang yang paling bermanfaat dan bebas, menurutku. Namun jika harus memilih, aku sangat berhati-hati memilih raja. Aku ingin dia adalah orang yang dapat dipercaya. Adakah raja seperti itu sekarang? Entahlah.
P.S.
Aku memang setuju dengan ungkapan Plato bahwa sistem negara yang berhasil adalah negara yang dipimpin oleh pemimpin yang ilmunya tinggi, sifat dan pengamalannya baik. Kebanyakan orang sangsi. Namun, sebenarnya sistem ini sudah ada. Namanya khilafah. Zaman Rasulullah hingga tabi’ut tabi’in.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA