Aku akan melupakanmu dengan Tenang - Iswadi Pratama

Aku akan melupakanmu dengan Tenang

aku telah mencintaimu terlalu dalam
dan menerima begitu banyak rasa sakit
namun karena itu, aku mendorong diriku untuk makin merindukanmu
sampai sebuah perih yang tak tertanggungkan lagi, menghentikanku
lalu aku akan tak mengharapmu lagi
dan melupakanmu dengan tenang

kau mungkin masih akan memberiku sedikit kegembiraan
--seperti biasanya—
agar api hasrat dalam diriku tak padam
sebab kau masih ingin kucintai
meski aku tak kau inginkan
tapi ilusi semacam itu,
tak akan lagi mengecohku

aku tinggal menunggu luka terakhir
untuk merasai tunai; habis tuntas tak bersisa
dan aku akan melupakanmu dengan tenang
terbang dengan rasa riang; ringan dan bebas
tanpa sedikit pun ingatan tentangmu

aku tinggal menunggu satu sayatan terakhir
dari pisaumu yang lembut dan berkilau itu
yang kini mulai kau sentuhkan padaku

semua yang kukatakan ini, saat ini,
mungkin akan jadi lelucon menyenangkan
yang melengkapi kencan malammu

tapi suatu ketika,
semua yang kurasakan ketika menuliskannya
akan menjadi milikmu, seluruhnya,
dan saat itu, kau akan mengerti
seberapa dalam cinta telah menenggelamkanku
dalam lautan gelapnya
seberapa perih luka yang telah kau kemas dengan fasih ini
menghancurkanku hingga tak bisa kupulihkan lagi
maka kau pun akan mengharapkanku
tapi aku, ketika itu, telah melupakanmu
dengan amat tenang

II.
aku memang tak bisa mengatakan
“semua ini bukan sesuatu yang menyedihkan”
bahkan seluruh kata-kata yang mencoba mematutnya
hanyalah kertas peredam air

barangkali engkau akan mengatakan; aku telah keliru
tapi di hadapan cinta; seseorang tak bisa memilih
karena ialah yang dipilih

aku sebenarnya telah cukup lama merasa letih
tapi tangan-tangan cinta yang kukuh
terus menerus menarikku untuk menghidangkan
roti dan anggur bagi lapar dan dahagamu
seraya berbisik; “kau akan melupakannya dengan tenang,
di saat lapar dan dahaganya sempurna”

maafkanlah aku,
karena telah pula membiarkan waktu
sedikit demi sedikit menghapus seluruh kenangan tentangmu
lalu pada saatnya, cinta akan membawaku pergi darimu
mengubah dan memulihkanku ke dalam hati para pencinta
di mana kau tak ada

Februari, 2012

Iswadi Pratama

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA