Puisi - mencari pinggiran langit
langit hendak kulipat. lipatan-lipatan itu akan kujadikan sebuah kapal mengarungi lautan. aku pelajari itu dari guru TK.
tapi melipat langit itu sulit. telah kukerahkan tenaga menjadinya terlipat di pertengahan. tapi malam keburu datang; tanpa izin melari horison.
kali ini aku akan lebih cerdas. pinggiran langit akan aku genggam. tak kurang seperti logam. herannya, ia tetap padam. lagi-lagi oleh malam.
ah, di mana pinggiran langit? tugas sekolahku sudah hampir dikumpulkan. waktuku juga hampir habis.
putus asa, kutuliskan dengan pena angin, 'betapa sulit kau?' tapi tak ada jawab. hanya kabut putih yang bersua. kembali bertanya kepadaku.
mungkin langit tak punya pinggiran. aku hanya sadar, pinggiran itu hanya dapat kuciptakan. ya, dari sini. dari padang ilalang tempatku memandang.
akulah pinggiran itu.
esok, akan kujelaskan pada bu guru kenapa tugasku takkan selesai.
Bandar Lampung, 16 Maret 2013
untuk semua tanya yang belum dan takkan terjawab. untuk semua misteri yang belum terungkap. kupersembahkan puisi ini tanpa sebuah ungkapan.
tapi melipat langit itu sulit. telah kukerahkan tenaga menjadinya terlipat di pertengahan. tapi malam keburu datang; tanpa izin melari horison.
kali ini aku akan lebih cerdas. pinggiran langit akan aku genggam. tak kurang seperti logam. herannya, ia tetap padam. lagi-lagi oleh malam.
ah, di mana pinggiran langit? tugas sekolahku sudah hampir dikumpulkan. waktuku juga hampir habis.
putus asa, kutuliskan dengan pena angin, 'betapa sulit kau?' tapi tak ada jawab. hanya kabut putih yang bersua. kembali bertanya kepadaku.
mungkin langit tak punya pinggiran. aku hanya sadar, pinggiran itu hanya dapat kuciptakan. ya, dari sini. dari padang ilalang tempatku memandang.
akulah pinggiran itu.
esok, akan kujelaskan pada bu guru kenapa tugasku takkan selesai.
Bandar Lampung, 16 Maret 2013
untuk semua tanya yang belum dan takkan terjawab. untuk semua misteri yang belum terungkap. kupersembahkan puisi ini tanpa sebuah ungkapan.
Komentar
Posting Komentar