Puisi - menangkup hujan

menangkup hujan

tiada yang tak luluh meski kukuh terhadap hujan. ia merintik di kala bulan-bulan mulai sehat dari gigil. tak pernah turun satu-satu; acuh.
pernah engkau tanyakan pada satu hikayat kemenangannya? ia retak menjadi serpih; teronggok dan dilupakan. senda badannya menjadi tempias kosong.
inilah pertahanan, walau tak benar-benar tahan. perkenalkan namanya dedaunan. menangkup hujan serupa metamorfa senja. menerima dengan bijak. melepas dengan bijak.
ia menjadi cukup. dan kemudian hujan akan mengalir; mengendap tangis. diri tak pernah menjadi robekan ari. mendayu anggun di tempat kuncup.
seperti dedaunan menangkup hujan. ah, kurasa tak perlu menjadi gembur agar menyembunyi luka.


Bandar Lampung, 16 Maret 2013
seandainya hati ini bisa setenang dedaunan yang menerima dan melepaskan...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA