Puisi - buron

buron

inilah sisa kalender itu. pasrah; tanpa tanda, robek di saku. bahkan angkanya pun telah pudar tercopoti. kusam.
lihat pejagalan tadi. pakaian kalender dirobek satu demi satu. sementara dinding bisu; geming menyajikan solekan senyum.
(tak perlu berbisik. ia pun tahu bahwa ia selucu badut. penghibur di karnaval lalu. cukup tertawakan saja. toh hanya satu yang terlupakan)
kalender tak pernah membiarkan tahun dan bulan mati. ia mengandung dan melahirkan mereka. tiba-tiba mengerti cara berlari.

inilah akhirnya. bulan bermantel bulu memburu tahun; menaiki kereta cepat. tiketnya memang hanya satu tujuan; akhir.
ah, sekejam-kejamnya, akhir akan datang, bukan? jadi untuk apa dikejar? cukuplah masa kecil kita berkejar-kejaran. jika diingat, lutut pun pernah kemerah-merahan.
mereka buron. gagal sudah.

mari tertawa! bulan dan tahun telah pergi ke akhir yang entah di mana.


B. Lampung, 12-3-2013
on my own outspace. do you want to join with me? comin'... in inside my virtue world.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA