Madinah Al-Munawwarah, Hatiku Dipenuhinya

Ini bukan kisah pertautan kisah dalam roman. Hanya saja kini hatiku dipenuhi nama satu tempat yang senantiasa kugemakan di hati. Kudesahkan dan bisikan mesra. Madinah Al-Munawwarah.
Aku beruntung dengan rasa kasih yang kini semai dan tumbuh di hatiku.
Teringat dahulu betapa hati ini tergila pada negara-negara lain melebihi Madinah Al-Munawwarah. Sebut saja Jepang, Cina, Prancis, dan Kanada.
Aku begitu silau dengan warna-warna peradaban dan pusat kebudayaan mereka. Kutub-kutub dunia dan juga keberagaman bentang alam. Sebut saja prairienya, tradisi, pakaian, dan cara pandang.
Namun suatu ketika, diriku yang kurang menyukai sejarah karena kekuranganku menghafal. Namun suatu ketika, diriku yang begitu menyakralkan sejarah sekaligus dibuat cedera oleh suatu distorsi. Dan distorsi inilah yang membuatku enggan meneguk kembali tegakkan pancang-pancang kesukaanku pada kebudayaan.
Kebudayaan. Sebuah akar suatu peradaban yang mau tidak mau dilihat dari sejarah yang membalutnya. Meski rumpun ilmunya sedikit berbeda karena sejarah kebanyakan berkenaan dengan politik. Akan tetapi lebih lanjut, justru sejarah pun dipolitisasikan. Dan bagiku itu menyakitiku.
Alhasil, aku kecewa dan enggan membaca serta mencari tahu sejarah dan kebudayaan-kebudayaan. Aku merasa belum sanggup meliterasi dan menemukan cacat-cacat baru.
Aku membaca sirah-sirah (sejarah-sejarah) Rasulullah secara kontinu. Dan masya Allah, tiada kutemukan hal yang paling konsisten selain daripadanya.
Bagaimana aku tak jatuh cinta pada Madinah Al-Munawwarah jika mengetahui seluruh ajaran Islam pada akhir zaman akan menyusut dan kembali di Madinah? Bagaimana aku tak jatuh cinta pada Madinah Al-Munawwarah jika mengetahui khalifah dibuat di sana? Bagaimana aku tak jatuh cinta pada Madinah Al-Munawwarah jika mengetahui tanah itu diharamkan Rasulullah dari keburukan lewat lisan beliau? Bagaimana aku tak jatuh cinta pada Madinah Al-Munawwarah jika salah satu dari tiga masjid berpahala tertinggi ada di sana? Bagaimana aku tak jatuh cinta pada Madinah Al-Munawwarah jika Dajjal takkan bisa memasukinya?
Dan sungguh, kubaca ini dari hadist-hadist mulia Rasulullah yang shahih. Kalian dapat mencari hadist-hadist luar biasa ini di buku dan internet.
Aku tak perduli bahkan ketika banyak yang mengatakan bahwa banyak orang-orang mereka yang juga tidak baik. Itu urusan mereka dengan Allah. Sebagaimana Rasulullah dari jazirah Arab, musuh beliau, Abu Jahal bukankah juga dari Arab, saudaraku? Maka, itu sudah sunnatullah.
Bisakah tinggal di sana? Wallahu'alam. Wallahul musta'an... :)
Tanjung Karang, 23 Oktober 2012 pukul 1.00 WIB di peraduan hatiku yang merindu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA