Lidah Ibu (Sitok Srengenge)

Lidah Ibu

Cahaya yang pendar dalam kata, bukan percik api bintang pagi

Bayang samar yang gemetar di sana,
bukan geliat muslihat fatamorgana
Ini sajak menampik suara yang disumbar para pendusta
Di sesela konsonan-vokal menggema cinta tak terlafal

Huruf-hurufku bersembulan bagai gairah bebunga,
mencerap cerah cahaya

Di bawah tanah kaki-kaki mereka menjalar seliar akar,
menjangkau sumber air

Kata-kataku menautkan daya renggut inti bumi
dan medan magnet yang dilancit lambung langit,
menggerakkan yang diam, meneriakkan yang bungkam

Larik-larikku dirimai rindu pada pencinta
yang datang tanpa predikat tanpa belati di belikat

Nafasnya meraba rabu,
kelembutannya membelai betak benakmu
Lidah ibu menyalakan lampu dalam kataku

Benda-benda yang tersentuh cahayanya pun mengada:
riuh menyebut nama-nama, piuh merajut semesta
Di semesta sajak ini tak sebiji benci semi bagi pendengki
Lidah ibuku menjelma pohon pengasih buah hati

Sitok Srengenge
2007

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA