#Cupis: Dress

by Prima Helaubudi on Thursday, September 29, 2011 at 1:25pm ·

Allright, cupis alias cuplikan kisah ini kumpulan kisah-kisah aneh bin ajaib di hidupku. Semoga mengocok perut :D

Suatu hari di hari Jumat yang agak-agak kelabu gitu saat kelas 2 SMA seperti biasa aku melaksanakan tugas utamaku sebagai Koordinator Latihan KOLASTRA. Hari itu hanya beberapa orang yang datang, antara lain: Lute, Nui, Ajeng, Richard, Gilang, dan Desy seingatku. Dan juga alumni ada Mbak Sandra dan Mbak Boge.

Selepas Latihan Dasar dan vokal yang cukup menguras tenaga, akhirnya di penghujung pukul lima sore, kami bergegas hendak pulang. Lalu, aku melihat Yoan dan Weli yang sedang bercengkrama di depan lab komputer (di sebelah sekret KOLASTRA). Agak radang hati sih. Gila loe, gimana gak? Anak kelas dua yang dateng cuma dua orang pas latihan.

Sambil nahan kesel, aku bertanya pada Yoan dan Weli,
Aku: "Yo, Wel, kemana aja kok baru liat? (beuh dalam hati radang)
Yoan: "Ini, gw abis dari BK (Bambu Kuning, red) nemenin Weli beli kardigan nih."

Beuh! Empet hati gw boi, iya! Dan selow banget lagi ngomongnya. Padahal gaya ngomongku udah nantang mode on. Untung gak nanya, "Kamu BT ya, Prim?" atau "Kenapa kamu BT, Prim?" Kalo gak, dua makhluk Tuhan itu udah aku gigit-gigit dah!

Ok, dengan nada bersahabat yang maksa, aku bertanya lagi:
Aku: "Emang beli kardigan yang kayak mana?"
Weli: (menjawab dengan juteknya) "Ini. Tinggal satu."

Ok, aku tertarik (namanya juga perempuan)
Aku: "Berapa harganya?"
Weli: "65ribu."
Aku: "APAAA?! Mahal aja?"
Weli: "Tinggal satu, Prim. Warnanya bagus."
Yoan: "Iya, Prim. Loe mah gak ngerti! Bukan cewek."

JLEB!
Aku: (gak mau kalah) "Itu kemahalan. Apalagi bahannya tipis. Kalo ibuku yang tawar 25ribu juga dapet."
Yoan: "Aih. Gak mungkin!"

Tanpa sadar, anak-anak KOLASTRA sudah berada di sekitar kami bertiga. Berseloroh.

Menurutku, tetap mahallah. Waktu itu inflasinya belum segila sekarang. Dan aku serius dengan 25ribu itu. Ibuku ahli tawar-menawar ulung lho~

Kemudian, aku berdiri... Dan mereka berbincang tentang dress. Kemudian, aku hanya diam...
Sambil berdiri, siku sebelah kiri bertumpu pada tiang tembok, aku bertanya pada Mbak Boge, "Dress itu... Yang baju tidur itu kan?"

Singg- entah kenapa pas banget lagi pada diam. Suaraku yang setengah berbisik itu jadi kedengaran dalaw radius 3 meter.

"HAHAHAHAHA...!!!!!!"

Aku masih bingung kenapa pada ketawa.
Weli dengan gaya alay bin histeris berkata, "Jadi dari tadi loe ngebayangin gw pake baju tidur?!!"
Yoan, "Loe ini bener-bener laki! Dress aja gak tau!..."
Richard: "Sorry menyela, gw cowok dan gw tau dress."
"Mbak Prim, bukan cewek loe ini. Gw aja tau." ujar Gilang terbahak-bahak.
"Wei! Kamuorang enak jauhan. Gw tepat didepan dan dia nanya ke gw. Sampe keselek gini gw!" kata Mbak Boge.
"Woi, woy! Gali lagi woy sumur ini woy!" ujar Lute.

Otak gw baru konek dan berujung pada pengakuan, "Ibu gw bilang dress itu maksudnya baju tidur terusan."
"Ahahaha... Alibi." kata Mbak Boge.
"Sekarang gw tanya, udah pernah pake dress..."
"Wel! Jangan ngomong dress, Wel. Entar tahunya baju tidur!" potong Yoan.
"Maksud gw gaun, Prim. Udah pernah pake dre.. eh, gaun belum?"
"Belum.." Jawabku innocence seraya menggeleng.
Mbak Sandra datang dan menepuk pundakku, "Prim, laen kali kalo ngomong dipikir dulu." Beliau menoleh ke Weli dan berkata, "Wel, besok bawa dress, ya?"

AHAHAHA...

Beuh, ketawanya pada tambah keras bin gak berenti-berenti.

Kamipun tergelak hampir 45menit. Kalo bukan karena kumandang adzan, niscaya gak pulang-pulang kamiorang. Dan perfect-nya kami pulang dengan keadaan terbungkuk-bungkuk sakit perut dan wajah kram.

Dress... Oh, Dress... :D:D:D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater - wu wei, dan siapa nama aslimu

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA